Sabtu, 28 Februari 2009

PEMURIDAN DALAM KELOMPOK KECIL

Kolose 1:28
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Sebanyak 3 kali kata “tiap-tiap orang” ditulis. Tidak dapat dipungkiri mengenai pentingnya sentuhan pribadi dalam proses pemuridan. Pemuridan seharusnya bukanlah borongan. Hal ini penting untuk dipahami oleh gereja Tuhan, karena selama ini pengertian dan pendekatan kita terhadap pemuridan adalah disaat kita memberitakan (mengajarkan) kebenaran dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Sayangnya pemuridan dengan format semacam ini hanya bersifat 1 arah. Semakin banyak jumlah si pendengar, semakin kurangnya waktu untuk memberi kesempatan bertanya bagi orang-orang yang kurang mengerti. Yang terjadi selama ini adalah sang pengajar mendominasi pembicaraan dan sang pendengar dituntut untuk menyimak semua yang diajarkan. Pemuridan yang efektif sebenarnya kurang maksimal jika dilakukan dalam kelompok besar. Mengapa? Dalam kelompok kecillah terjadi interaksi 2 arah (antara sang pengajar dan orang-orang yang diajar). Kesempatan untuk terjadinya diskusi tanya jawab sangat terbuka di dalam kelompok kecil. Tersedianya kesempatan bertanya untuk mendapatkan pengertian yang utuh dan benar. Mulailah muridkan jiwa-jiwa dan sertai dengan sentuhan pribadi di dalamnya. Selamat memuridkan!

Jumat, 27 Februari 2009

MENJADIKAN DUNIA MURID TUHAN

Mengacu kepada Mat 28:19-20, maka yang seharusnya menjadi fokus dan target dari gereja hari-hari ini adalah bukan sekedar menjadikan dunia ini menjadi orang yang percaya. Goalnya adalah menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus. Disadari atau tidak yang menjadi usaha gereja hari-hari ini adalah bagaimana menjadikan kehidupan seseorang menjadi orang percaya. Memang Kekristenan dimulai disaat seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sesungguhnya perjalanan yang panjang barulah dimulai, dimana kehidupan orang yang mengalami kelahiran baru mulai dimuridkan. Kebenanaran ini tidak sedang mengecilkan pentingnya pelayanan penginjilan. Beritakanlah kabar baik karena dunia membutuhkan keselamatan. Jika Penginjilan tidak ditindak lanjuti dengan pemuridan, maka hal itu dapat disamakan dengan seorang ibu yang hanya sibuk melahirkan anak-anaknya tanpa memikirkan bagaimana merawat dan membesarkan si anak. Ini waktunya gereja mulai berpikir, mengusahakan dan berfokus kepada pemuridan. Seharusnya pemuridan merupakan prioritas dari gereja Tuhan. Dunia bukan hanya membutuhkan keselamatan, tetapi dunia memmbutuhkan PEMURIDAN! Lewat pemuridanlah umat Tuhan dicerdaskan sehingga luput dari tipu muslihat si jahat. 

KECERDASAN ROHANI

Ulangan 8:2-5 
2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
4 Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Perhatikan kata “DENGAN MAKSUD” dalam ayat 2, ternyata perjalanan bangsa Israel di Padang Gurun bukan tanpa maksud. Percayakah kita bahwa apapun yang kita alami dalam kehidupan ini terjadi atas seizin Tuhan? Jika kita percaya, maka pertanyaan yang kedua adalah apakah kita percaya bahwa semua yang terjadi ada maksud Tuhan didalamnya?  
Tuhan adalah seperti seorang Bapa yang memiliki kerinduan untuk mengajar dan mendidik kita anak-anaknya. Dia memakai kehidupan sebagai sekolah kita. Hanya sayangnya apakah kita memiliki:
a. Kesadaran, 
Banyak yang tidak sadar, bahwa Tuhan sebenarnya sedang mengajarkan kita sesuatu. 
b. Kecerdasan,
Apakah kita mampu menangkap apa yang sedang Tuhan ajarkan? Dibutuhkan Kecerdasan utuk menangkap apa yang Dia sedang ajarkan.

Kegagalan kita menyadari, menangkap pengajaran (didikan dari Bapa) akan menyebabkan:
a. Ketidak berubahan kita dalam kehidupan,
b. Tidak adanya peningkatan dalam kualitas kehidupan,
c. Mengalami suatu peristiwa yang sama berulang-ulang, mengapa? Karena Tuhan tidak akan pernah berputus asa berusaha mengajar kita. Dia akan dengan sabar menunggu sampai kita memiliki pengertian terhadap apa yang coba Dia ajarkan bagi kita. 
d. Kegagalan dalam meresponi segala yang terjadi dalam kehidupan ini. (Pernahkah kita berpikir bahwa respon yang benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari itu ditentukan oleh pemahaman kita terhadap kebenaran akan jalan-jalan Tuhan?) 

Bagaimana untuk memiliki kecerdasan spiritual?
a. Miliki hati yang mau diajar.
Apakah kita memiliki hati yang mau diajar? Ataukah kita justru memiliki hati yang “tidak mau tahu”? Tidak sedikit orang yang begitu larut dengan tekanan kehidupan sehingga mereka terlalu letih untuk menyadari bahwa Tuhan sebenarnya sedang membuat mereka mengerti sesuatu. Tinggalkanlah sikap hati yang tidak mau tahu, karena ini hanya merugikan diri kita saja.

b. Miliki hati yang dijaga kemurniaannya.
Mat 13:14-15 
14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

Ada hubungan antara kondisi hati seseorang dengan kemampuannya untuk bisa menangkap pengertian yang coba Tuhan ajarkan kepada mereka. Tidak heran dalam Ams 4:23, kita diperintahkan untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Berhati-hatilah terhadap kecemaran yang menyerang hati kita, contohnya kepahitan, kekecewaan dan lain-lain. Itu dapat membuat mata kita buta.



Kamis, 26 Februari 2009

INTELEKTUAL TRAP

Tujuan dari semua pengajaran adalah untuk membuat seseorang mengalami persekutuan secara langsung dengan Kristus. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita merasa puas dan berhenti dititik kita tahu. Celakanya orang yang merasa sudah tahu banyak (memang benar dia sudah mengetahui banyak hal), ia MERASA sudah mengenal Tuhan.
1Yoh 1:1-3
1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

Tujuan Yohanes mengajar mengenai apa yang dialaminya secara pribadi bersama dengan Tuhan adalah dengan harapan orang-orang yang menerima pengajaran tersebut mengalami persekutuan dengan Tuhan. Tujuannya bukan hanya sekedar membuat orang menjadi tahu kebenaran. Buah Pengetahuan baik dan jahat memberikan kita PENGETAHUAN tanpa melalui hubungan dengan Tuhan. Intisari dari kekristenan sebenarnya adalah hubungan seseorang secara langsung dengan Tuhan. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah pengetahuan lewat pengalaman kita berjalan dengan Tuhan. Pengetahuan yang didapat lewat interaksi secara langsung dengan Tuhan. Kurang dari itu kita sebenarnya belum mengenal Tuhan, kita baru TAHU tentang Tuhan.
Waspadai INTELEKTUAL TRAP! Ada dua hal yang harus kita waspadai:
a. Merasa sudah TAHU, tetapi sebenarnya belum mengalami.
b. Merasa sudah puas saat kita sudah TAHU.
1 hal yang sebenarnya yang harus kita kejar dan capai: Hubungan dengan Tuhan yang menghasilkan PENGALAMAN dan PENGETAHUAN. Bukankah kekristenan tanpa pengalaman pribadi dengan Tuhan hanyalah AGAMA? Tidak peduli berapa banyak yang kita ketahui tentang Tuhan, kehidupan tidak didapat dari pengetahuan tentang Dia, tetapi dihasilkan dari hubungan kita  dengan Tuhan. Semua pengetahuan kita tentang Tuhan tidak akan pernah dapat menggantikan pentingnya hubungan dengan Tuhan. Semua pengetahuan (pengajaran) seharusnya semakin memotivasi kita untuk membangun hubungan dengan Tuhan. 
Kesimpulannya adalah:
a. Sebagai pengajar berhati-hatilah jangan sampai orang-orang yang sedang kita muridkan berhenti dititik mereka mengerti atau mengetahui kebenaran. Dorong, berilah mereka motivasi untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Jangan sampai mereka lebih mengenal kita daripada Tuhan.
b. Sebagai orang-orang yang sedang dimuridkan, jangan hanya memiliki hati yang mau belajar saja. Semua pengajaran yang kita terima, seharusnya justru makin memotivasi untuk kita membangun hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
c. Di zaman yang penuh dengan goncangan ini, pengenalan dan pengalaman pribadi kita dengan Tuhanlah yang menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi badai kehidupan.
Sekali lagi waspadai INTELEKTUAL TRAP!



Senin, 23 Februari 2009

PERASAAN CUKUP

Perasaan “cukup” adalah musuh yang mematikan bagi pertumbuhan rohani. Harus ada kerinduan yang mendalam atau Kristus tidak akan menyatakan diri pada umatNya. Ia menunggu kita mendambakanNya. Ketiadaan keriduan tersebut telah membawa kita pada tingkat kehidupan yang rendah sekarang ini. Responi kerinduanNya dengan mencari Dia. (Oswald Chambers).

Jumat, 20 Februari 2009

KEAJAIBAN DARI FIRMAN TUHAN

Mzm 119:18
18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
Berdasarkan ayat diatas, maka Firman Tuhan itu begitu ajaib. Sesuatu yang ajaib akan membuat kita sangat antusias dan bergairah. Tetapi keajaiban itu baru terlihat jika kita mengalami penyingkapan. Tanpa penyingkapan, maka Firman Tuhan menjadi sesuatu yang tidak menarik dan membosankan. Bukankah ini yang menyebabkan beberapa orang malas membaca Firman Tuhan? Mereka belum menemukan "KENIKMATAN", "KEINDAHAN" dan bahkan "KEAJAIBAN" dari Firman Tuhan.
Mzm 119:130
130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Perhatikan kata “BILA”. Apa artinya? 
a. Tanpa penyingkapan, maka Firman Tuhan tidak memberi terang. 
Jika Firman Tuhan tidak memberi terang, maka kita akan tetap berada dalam kegelapan. Sebagai akibatnya saat kita berjalan dalam kegelapan, maka kita akan tersandung dan jatuh. Berapa banyak dalam kehidupan ini sepertinya kita sedang berjalan dalam kegelapan dan tersandung dalam keseharian kita. Hal ini terjadi karena kita tidak (atau kurang) mengalami penyingkapan Firman Tuhan. 
b. Tanpa penyingkapan, maka Firman Tuhan tidak memberi pengertian. 
Pernahkah kita berpikir betapa pentingnya pengertian? Tanpa pengertian, maka kita akan hidup dalam kebodohan. Kebodohan hanya akan membuat kita menjadi korban tipu muslihat iblis. Hos 4:6 telah mengajar kepada kita bahwa umat Tuhan dihancurkan karena kurangnya pengetahuan. 
Saat membaca dan mendengar Firman Tuhan, maka kita butuh mengalami penyingkapan. Karena saat itulah kita mendapat berkat yang maksimal dari Firman Tuhan. Tanpa penyingkapan, maka kebenaran yang kita terima hanya akan menjadi informasi. Menambah pengetahuan, tetapi tidak memiliki kuasa untuk mengubahkan kehidupan kita. Mintalah untuk Roh Kudus menyingkapkannya kepada kita...

PENTINGNYA PENYINGKAPAN

Selama ini kita berpikir bahwa kebiasaan membaca Firman Tuhan adalah sesuatu yang sangat baik dan mendatangkan manfaat bagi hidup kita. Tetapi benarkah demikian? Karena pada kenyataannya adalah banyak orang percaya yang memiliki kebiasaan membaca Firman Tuhan dengan penuh disiplin, tetapi mereka belum menikmati manfaat yang maksimal dari apa yang mereka lakukan. Kehidupan mereka tidak mengalami banyak perubahan. Apa yang sebenarnya  menyebabkan hal ini terjadi?
2Kor 3:14-16
14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.

Banyak orang percaya yang begitu bangga dan merasa ok, jika mereka secara disiplin membaca Firman Tuhan. Memang benar membaca Firman Tuhan adalah sesuatu yang baik, tetapi seharusnya kita merindukan dan mengusahakan hasil yang maksimal. Dan ternyata untuk mengalami manfaat yang maksimal dari membaca Firman Tuhan adalah dibutuhkan penyingkapan. Dan dalam ayat 14 ditegaskan bahwa hanya Kristuslah yang dapat melakukan penyingkapan itu. Jadi jika kita sudah membaca Alkitab dengan rutin setiap harinya, maka janganlah puas berhenti sampai dititik itu. Mari kita rindukan untuk mengalami penyingkapan demi penyingkapan saat kita membaca Firman Tuhan. Kerena saat itulah kita akan menerima berkat yang maksimal. 



Kamis, 19 Februari 2009

LARANGAN YESUS BAGI MURIDNYA

Dalam Kis 1:4, Tuhan Yesus memberi larangan untuk murid-muridNya meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa. Ada yang menarik untuk direnungkan membaca ayat ini:
a. Bukankah Yesus sendiri memerintahkan mereka untuk pergi ke seluruh bumi untuk memuridkan bangsa-bangsa?
b. Bukankah selama kurang lebih 3,5 tahun, Yesus secara konsisten memuridkan mereka?
Kita sudah mengetahui bahwa larangan untuk meninggalkan Yerusalem adalah sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus. Sebelum mereka diutus ternyata mereka "harus" diperlengkapi dengan kuasa. Jika mereka pergi untuk mematuhi amanat agung tanpa diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus, maka itu sama seperti seorang prajurit yang pergi ke medan perang tanpa membawa senjata. Walaupun Yesus selama 3,5 tahun secara intensif memuridkan mereka, tetapi itu tidak membuat mereka siap untuk pergi melaksanakan amanat agung. Tidak peduli berapa banyak pengetahuan kita terhadap Firman Tuhan, tetapi tanpa Roh Kudus, maka semua yang kita kerjakan hanyalah kesia-siaan!
Pelajaran apa yang kita dapatkan disini? Betapa kita membutuhkan kuasa Roh Kudus. Jika Yesus memberi LARANGAN, maka itu berarti kita tidak akan pernah berhasil melaksanakan amanat agung tanpa kuasa Roh Kudus. Pertanyaan yang perlu kita jawab adalah apakah selama ini pelayanan kita bergantung dengan kuasa Roh Kudus?
Apa yang hilang dari gereja hari-hari ini? Jika kita jujur, maka kuasa Roh Kuduslah yang telah hilang. Kekristenan tanpa kuasa Roh Kudus hanyalah agama yang mati. Biarlah kesadaran akan kebutuhan kebergantungan kita dengan Roh Kudus terus bertumbuh dalam kehidupan kita. Pengalaman memang bisa menjadi guru yang terbaik, tetapi pengalaman bisa menjadi berbahaya disaat kita merasa mampu. Pengalaman dapat membuat ketergantungan kita terhadap Roh Kudus menjadi berkurang atau bahkan hilang. Roh Kudus adalah nyawa dari kekristenan kita! Jangan pernah mencoba menggantikan kuasa Roh Kudus dengan apapun! TempatNya tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun oleh apapun! Semua pengalaman keberhasilan di masa lalu, semua pengetahuan kita terhadap Firman Tuhan tidak akan pernah bisa menggantikan peranan Roh Kudus. Ini waktunya gereja Tuhan untuk kembali ke loteng Yerusalem! Katakan kepada Roh Kudus, "Aku membutuhkanMu, ya Roh Kudus. Aku tidak dapat hidup tanpa diriMu. Berjalanlah bersamaku, Urapilah hidupku."

Selasa, 17 Februari 2009

JANGAN SEKEDAR INGIN TAHU

Yang menjadi target Tuhan dalam Mat 28:19-20 adalah ajarlah mereka untuk melakukan. Tujuan dari pemuridan adalah bukan ajarlah mereka untuk sekedar tahu. Dalam buku Know Can Do, Ken Blancard, Paul J Meyer dan Dick Ruhe menulis:
"Proses pembelajaran sesungguhnya melibatkan perubahan perilaku. Belajar adalah suatu perjalanan dari mengetahui ke melaksanakan".

Kembangkan hati yang mau taat lebih dari sekedar hati yang mau tahu. Saat belajar kebenaran, jangan sekedar ingin tahu, tetapi ingin TAAT harus ada dalam hati kita. Pengertian yang berasal dari Pewahyuan diberikan kepada kita oleh Roh Kudus terhadap suatu kebenaran saat Ia melihat hati yang mau taat dalam diri kita. Jangan sampai kita terjebak, bahwa sesungguhnya minat belajar yang begitu besar hanyalah untuk sekedar memuaskan keinginan telingan kita (2Tim 4:3-4 ). Biarlah kepuasan kita bukan saat kita mengetahui suatu kebenaran, melainkan saat kita melakukan kebenaran itu. Selamat belajar dan melakukan kebenaran!

Minggu, 15 Februari 2009

PERANAN BAPA ROHANI

5 Peranan seorang Bapa rohani bagi anak-anaknya:

a. Menolong anak-anak untuk menemukan mimpinya. Mengantarkan anak-anak sampai kepada mimpi mereka.

b. Meletakan prinsip-prinsip dasar kehidupan yang penting bagi anak-anaknya.

c. Mengenali fungsi-fungsi yang dimiliki oleh si anak.

d. Memberi kasih dan displin secara seimbang.

e. Menguatkan mereka yang lemah supaya kuat.

Perspektif seorang Pemimpin

Seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat orang lain, 

Melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain, 

Dan melihat sebelum orang lain melihatnya. (Leroy Eims)

Jumat, 13 Februari 2009

Manfaat Mencatat

Dalam buku Know Can Do tulisan dari Ken Blancard, Paul J Meyer dan Dick Ruhe ditulis mengenai manfaat kita menulis saat kita belajar. Mendengar saja tidak akan membuat seseorang belajar, kecuali bila orang tersebut termasuk dari 0,0001% kelompok yang punya pendengaran super. Sesungguhnya, 3 jam setelah seminar atau kelas, kebanykan orang yang sekedar mendengarkan hanya mampu mengingat sekitar 50% dari yang mereka dengar. 24 jam kemudian, mereka akan melupakan yang 50% itu. Dan di akhir bulan, mereka hanya mampu mengingat kurang dari 5% materi yang didengar di seminar. 

Bukanlah suatu kebetulan jika Tuhan memerintahkan Habakuk untuk menuliskan apa yang Tuhan sedang katakan kepadanya. Dalam Hab 2:1-2

1 Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.
2 Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.

Sebagai seorang murid Kristus, maka budayakanlah budaya mencatat dalam kehidupan kita. Biasakanlah untuk mencatat, hal ini akan menolong kita untuk memaksimalkan proses belajar kita. Selamat belajar dan selamat mencatat!



Kamis, 12 Februari 2009

Bukan Kesalahan, tetapi Pendidikan

Pada suatu hari seorang penemu jenius, Thomas Edison, berhadapan dengan 2 orang asistennya yang sedang putus asa yang berkata kepadanya, "Kami baru saja menyelesaikan eksperimen kami yang ke 700 kalinya dan kami masih belum mendapatkan suatu jawaban. Kami telah gagal total." "Tidak, temanku," kata Edison, "Kalian tidak gagal. Itu menunjukan bahwa kita mengetahui subyek ini lebih daripada orang lain yang masih hidup. Dan kita lebih dekat untuk menemukan jawabannya, karena sekarang kita tahu 700 hal untuk tidak dilakukan." Edison melanjutkan untuk memberitahukan kedua koleganya, "Jangan menyebut semuanya itu sebagai suatu kesalahan, sebutkan itu suatu pendidikan." Sungguh suatu perspektif yang luar biasa! Saya tidak tahu berapa banyak percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh Edison sebelum ia mencapai keberhasilan, tetapi kita semua tahu bahwa akhirnya ia dan kolega-koleganya berhasil melihat terang itu. Benar-benar berhasil. Belajarlah dari kesalahan-kesalahan anda dan maju terus. Sesungguhnya, jangan menyebutnya sebagai kesalahan, sebut saja pendidikan. 

Rabu, 11 Februari 2009

Pemuridan bukan kegiatan mingguan

If Jesus had only spent 12 hours a day with His disciples on earth for 3 years and if you compare that to our Sunday-Wednesday Church Going, it would take 36 years for us to be like His disciples. Being Church is living Christianity 24/7, why? simply because Christ lives in us through His Spirit 24/7.

Selasa, 10 Februari 2009

Pembimbing yang Bertumbuh.

Amanat agung yang Tuhan berikan bagi kita adalah untuk memuridkan dunia. Pemuridan seharusnya menjadi fokus pelayanan kita. Hati Tuhan bukan sekedar menjadikan bangsa-bangsa menjadi orang yang percaya, tetapi menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid. Panggilan memuridkan seharusnya disertai dengan peningkatan kualitas kehidupan kita. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya (Mat 10:24). Hal yang menyedihkan melihat orang-orang yang sedang dimuridkan (di mentor) oleh seseorang yang tidak mengalami pertumbuhan kualitas kehidupan. Disaat kita memuridkan seseorang, seharusnya ini menjadi faktor pendorong bagi kita untuk terus menerus belajar. Berhentilah belajar, maka kita berhenti bertumbuh! Rasa puas seharusnya dibuang jauh dari kehidupan kita. Jangan pernah puas dengan level kehidupan, kerohanian, wawasan dan pengetahuan yang sudah kita capai saat ini. Hari-hari ini banyak Pemimpin rohani, Para Mentor merasa frustasi melihat lambatnya atau bahkan tidak adanya pertumbuhan dalam diri orang-orang yang sedang dimentor. Mereka bertanya mengenai penyebab, mengapa orang-orang ini tidak mengalami kemajuan. Pernahkah kita bertanya kepada diri kita, apakah sebagai pemimpin (pembimbing) kita sendiri sedang mengalami pertumbuhan? Jangan sampai kita justru menjadi penghalang bagi orang-orang yang sedang kita bina untuk mengalami pertumbuhan. Ini disebabkan karena rasa puas dan kesombongan dalam diri kita. Biarlah kita selalu menjadi manusia PEMBELAJAR. Karena di saat kita bertumbuh, maka kita sedang menolong orang-orang yang kita muridkan untuk mengalami pertumbuhan. Selamat memuridkan dan menjadi manusia Pembelajar! 

Senin, 09 Februari 2009

Sadar akan kerapuhan hidup kita.

Adalah suatu anugerah menyadari betapa rapuhnya hidup kita tanpa Tuhan. Tanpa kesadaran ini, maka kita akan merasa mampu dan kuat. Hal ini hanya akan membuat kita menjadi sombong. Bukankah kesombongan hanya akan membuat kita mengalami kejatuhan? Biarlah kesadaran ini bukan membuat kita menjauh dari Tuhan, tetapi justru semakin mendorong untuk kita mendekat kepadaNya. Sudahkah hari ini kita mengambil langkah untuk mendekat kepadaNya? Firman Tuhan katakan: Mendekatlah kepada Allah, maka Ia akan mendekat kepadamu. Selamat mengambil langkah untuk mendekat kepada Allah...