Christianty without discipleship is always christianity without Christ (Dietrich Bonhoeffer)
Kamis, 13 Agustus 2009
KETIDAK NYAMANAN PENYEBAB PERSUNGUTAN
Rabu, 12 Agustus 2009
HATI ORANG SIAPA YANG TAHU?
Mengapa kebenaran ini begitu penting? Sehat atau tidaknya hati dapat diketahui dengan memperhatikan apa yang kita katakan. Jika perkataan kita sudah bernada kepahitan terhadap seseorang, maka segeralah untuk membereskannya. Sadari dan akui bahwa hati kita telah pahit (kecewa, terluka) terhadap orang itu. Jangan biarkan kepahitan semakin merusak kehidupan kita.
Selasa, 04 Agustus 2009
APAKAH WAKTU ITU?
Dalam buku Sukses Bukanlah Sebuah Kebetulan tulisan Tommy Newberry menulis:
Waktu adalah sumber daya yang unik; tidak kelihatan, tidak mungkin diubah dan tidak mungkin dihentikan. Semua orang mempunyai waktu yang sama. Anda dan saya harus hidup 86.400 detik, 1.440 menit atau 24 jam setiap harinya. Berarti 168 jam setiap minggunya, kira-kira 720 jam per bulannya, 8.640 jam per tahunnya, 177.800 jam selama dua puluh tahun berikutnya dan kira-kira 691.200 jam dalam seumur hidup kalau seorang hidup hingga usia delapan puluh.
Lihatlah waktu sebagai sesuatu yang sangat berharga dan bernilai. Belajarlah untuk bertumbuh dalam hikmat dan kebijaksanaan sehingga kita bisa mengetahui bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada secara tepat. Seandainya setiap kita menyadari betapa berharganya waktu itu, maka kita akan memanfaatkan sebaik-baiknya. Evaluasilah bagaimana cara kita mengisi waktu dalam kehidupan ini. Apakah kita mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat ataukah justru mengisinya untuk mengerjakan perkara yang sia-sia?
ESENSI DISIPLIN
Penghalang untuk seseorang menjadi pelaku Firman adalah karena orang tersebut belum menaklukan perasaannya. Seringkali kita mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan, sayangnya terbentur pada perasaan yang tidak mendukung. Mood seringkali harus kita waspadai. Betapa berbahayanya jika kita bergantung pada "mood" untuk melakukan sesuatu.
Jika mood kita sedang mendukung, maka kita akan berdoa dan membaca Alkitab, tetapi sebaliknya jika sang mood sedang tidak mendukung, maka kita enggan untuk melakukannya. Luk 5:4-5
4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Percayalah saat itu sebenarnya Simson tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. Semua hal tidak mendukungnya untuk mentaati apa yang menjadi perintah Yesus. Logikanya, pengalamannya dan bahkan perasaannya tidak memberi dukungan untuk dia taat. Kunci dari keberhasilannya terletak saat ia "MEMUTUSKAN" untuk mentaati Yesus. Turning Point terjadi dalam kehidupannya, dari seorang gagal menjadi seorang yang berhasil.
Ada banyak diantara kita yang mengharapkan terobosan, perubahan dalam kehidupan. Mulailah untuk melakukan sesuatu apa yang seharusnya kita lakukan. Tidak peduli perasaan kita sedang mendukungnya atau tidak. Belajarlah untuk menaklukan perasaan kita. Ketaatan selalu diawali dengan KEPUTUSAN. Putuskan untuk mengampuni, meskipun perasaan kita tidak ingin melakukannya. Esensi dari Disiplin adalah memutuskan untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.