Rabu, 15 Desember 2010

KELELAHAN YANG BERBAHAYA

Francis Frangipane dalam buku Sekarang Waktunya Peperangan menulis:
Iblis berusaha melelahkan kita dengan penundaan (perubahan dalam waktu) dan mengkompromikan firman Allah (perubahan dalam hukum). Akibat utama penundaan yang tampaknya tidak pernah berakhir adalah orang percaya menjadi lelah dan jemu. Pernahkah anda melihat seseorang yang sudah lelah dan jemu dengan pergumulannya? Apakah anda sendiri juga mengalaminya? Saya mengenal banyak orang yang tampaknya terjebak dalam situasi yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang lalu, tetapi peperangan itu terus menghatam mereka. Situasi dan orang yang sering ditunggangi oleh kuasa setan, menghalangi kemajuan umat Allah. Akibatnya kuasa setan itu, banyak orang kristen menerima begitu saja penindasan ini sampai secara diam-diam, tetapi merusak, penindasan ini menetap dalam jiwa mereka. Kadang-kadang penundaan itu dibiarkan untuk menyempurnakan iman dan karakter. Disisi lain, juga ada peristiwa iblis berusaha menolak penggenapan rencana Allah sampai kita menjadi lelah dan menyerah. Iblis adalah naga yang tujuannya membuat peperangan berlarut-larut dan melelahkan. Ia tidak mau berhenti sampai kita kelelahan, menyerah dan berhenti berdoa.

MARI DATANGLAH ATAU MARI PERGILAH?

Jika kita mengamati kekristenan hari-hari ini, maka gereja lebih berfokus pada Mat 11:28: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Tidak mengherankan jika ekspresi gereja adalah mengelola acara semenarik mungkin dan tempat senyaman mungkin. Gereja menunggu untuk orang-orang datang. Salahkah? Tentu saja tidak. Tetapi jika kita menjadikan “MARI DATANGLAH” sebagai satu-satunya yang kita lakukan, maka langkah ini menjadi salah. Bukankah yang menjadi kehendak Tuhan adalah kita melakukan Mat 28:19: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Jika kita tidak berhati-hati, maka dibalik mentalitas “MARI DATANGLAH” tersembunyi mentalitas pasif, takut dan malas. Sudah waktunya mentalitas gereja adalah “MARI PERGILAH”. Gerakkan setiap pahlawan-pahlawan Allah untuk memiliki mentalitas “MARI PERGILAH”. Pergi kemana? Tentu saja kata PERGI tidak selalu ke tempat yang jauh. Pergilah ke dunia kita sehari-hari. Pergi berarti memiliki sikap hati yang rela berbaur dengan dunia ini. Bergaul dengan dunia untuk sebuah misi, yaitu agar kita benar-benar menjadi TERANG dan GARAM di dunia, bukan di gereja. Pernahkah kita berpikir bahwa bagi seorang yang tidak percaya untuk mereka datang ke pertemuan-pertemuan yang diadakan Gereja itu sangat tidak mudah? Perasaan asing, aneh pasti mereka rasakan ketika mereka merasakan atmosfir gereja. Bukankah lebih mudah bagi kita untuk pergi ke mereka? Berbagi hidup dengan mereka, yang berarti berbagi hikmat, kasih kepada mereka. Jangan takut untuk pergi, karena Mat 28:20 berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Rabu, 08 Desember 2010

DILARANG NYONTEK!

Banyak pemimpin gereja atau komunitas yang belajar dari gereja-gereja yang dipandang sedang mengalami keberhasilan. Salahkah usaha ini? Tentu saja tidak! Tetapi yang harus diingat saat kita belajar adalah bukan mencopy paste atau istilah lainnya adalah copy cloning. Pelajarilah proses yang mereka lewati, prinsip-prinsip yang mereka hidupi. Jangan tergoda untuk tiru bungkusnya saja. Memang lebih mudah menjiplak (mencontek) keberhasilan seseorang atau sebuah gereja daripada mencoba menangkap prinsip dan proses yang mereka lewati sehingga mencapai keberhasilan saat ini. Sebagai contoh pada masa lalu, banyak hamba Tuhan dari negeri ini pergi ke AS untuk menghadiri Benny Hinn Crusade. Mereka ingin belajar dari Benny Hinn. Sangat disayangkan beberapa diantara mereka, sepulang dari perjalanan "study banding" itu mulai menyanyikan lagu-lagu penyembahan yang sering dinyanyikan oleh Benny Hinn dan mendoakan orang persis seperti cara Benny Hinn. Tetapi mengapa mereka gagal melakukan pelayanan yang seperti Benny Hinn lakukan? Mengapa hasilnya berbeda? Karena yang ditiru hanyalah bungkusnya.



Usaha copy cloning sebenarnya sedang "membunuh" kenaturalan dan keunikan yang dimiliki oleh setiap gereja atau komunitas. Usaha copy cloning merupakan mentalitas instan atau short cut. Mentalitas foto copy harus dibuang jauh dari kehidupan kita. Lewatilah setiap proses dengan kesabaran dan ketekunan. Mulai mencari kehendak Tuhan yang spesifik bagi gereja atau komunitas kita. Ingatlah setiap daerah (tempat) memiliki karakteristik yang berbeda. Apa yang berhasil disuatu daerah, belum tentu berhasil di daerah lain. Bukankah setiap daerah memiliki culture yang berbeda. Ayah rohani saya, Cornelius Wing pernah berkata bahwa kualitas foto copy selalu nomor 2. Berhentilah bermental foto copy. Tidak dapat dipungkiri bahwa lebih mudah meniru (menjiplak) keberhasilan orang lain daripada menemukan bentuk kita yang original. Berhentilah, bertobatlah dengan kebiasaan MENCONTEK keberhasilan orang. Kita dilahirkan dengan Original dan jangan mati sebagai foto copyan...



Floyd McClung menulis dalam buku You See Bones I See an Army: Inilah waktunya untuk gelombang yang baru bagi para pemimpin gereja untuk menjalankan gereja dengan cara yang baru. Tradisi yang lama tidak menjawab kebutuhan yang baru di masa kini. Ketika anda membaca buku ini, biarlah Roh Tuhan berbicara kepada anda. Tuhan sedang memanggil anda untuk mempercayai Dia bagi generasi dan budayamu. Milikilah keberanian untuk percaya padaNya untuk memberikan cara pikir yang baru, cara bertindak yang baru berdasarkan Firman Tuhan dan atas dorongan RohNya sendiri. Cara-cara baru dalam bergereja harus lahir dari lutut kita, dari doa dan kerinduan yang amat mendalam akan Tuhan. Karena apapun yang lahir didunia harus terlebih dulu dikandung di surga dalam doa. Jika Tuhan sedang membawa anda dekat padaNya melauli frustrasi yang kudus, maka dalam hadiratNya anda akan mengalami pewahyuan yang baru akan gerejaNya sebagai pasukan seperti apa yang Ia kehendaki. Menyendirilah dengan Tuhan. Berserulah kepadaNya. Menangislah dengan remuk hati. Maka surga akan dinyatakan di bumi. Yesus mengajar kita untuk berdoa, ”Jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.” Adalah kehendakNya dan kerinduanNya untuk hal tersebut. Dengan keyakinan ini kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus hati untuk menghembuskan nafas kehidupan dan kuasa pada tulang-tulang kering.

Memang untuk menemukan dan mencapai yang GENUINE dibutuhkan perjuangan, ketekunan, kesabaran, tetapi hasilnya sungguh layak untuk diperjuangkan.... Jangan membuat Tuhan bersedih dengan mentalitas nyontek kita, karena Dia sudah merancang, menyiapkan originalitas kita!

MELEPASKAN KUASA UNTUK MENGALAMI KEMENANGAN

Francis Frangipane menulis dalam buku Sekarang waktunya berperang: Kemenangan kita tidak terletak pada berapa banyak kita bergumul dan mengeluh, tetapi pada seberapa tulus kita percaya kepada apa yang telah dijanjikan Allah. Tuhan tidak ingin kita khawatir akan masa depan. Dia ingin kita menciptakannya dengan cara mengenal kehendakNya, melalui pemberitaan firmanNya yang adalah pedang Roh (Ef 6:17) dan melalui penyerahan kita kepada kuasa Roh Kudus. Kemudian Dia berjanji, "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan (Rom 10:11).
Pedang yang ditempatkan Allah di hati dan mulut kita adalah gema suaraNya dalam kita. Jadi tidak perlu merengek-rengek tentang keadaan negatif di dunia ini atau mengumandangkan doa dalam ketakutan dan ketidak percayaan. Mari kita melakukan peperangan iman. Kiranya kasih Kristus kepada manusia menjadi motivasi yang mendorong kita. Ambilah alkitab dan ucapkanlah janji dari firman Allah. Bacalah ayat-ayat yang dikutip dan ucapkanlah itu, dengan iman dan otoritas. Saya menjamin bila anda mengucapkan firman Allah dengan iman, firman itu akan melepasakan kuasa di dalam dan melalui roh anda. Tidak ada kuasa yang dapat memadamkan janji Allah yang diilhamkan dalam kitab suciNya. Dia meyakinkan kita, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! (Mrk 9:23). Mari kita mematahkan belenggu roh kemalasan, roh yang pasif. Mari kita mengambil pedang Roh dan bertempur dalam peperangan iman.

PERBEDAAN KEKUATAN & OTORITAS

Peter Wagner menulis dalam buku The Church in the Workplace: Pikirkan perbedaan antara kekuatan dan otoritas. Jika misalnya, saya memiliki sebuah senapan .388 Winchester Magnum, saya punya kekuatan. Tetapi saya tidak dapat menembakkan senapan itu di kota Colorado Springs karena saya tidak mempunyai otoritas untuk melakukan itu. Pada sisi yang lain, jika saya seorang petugas polisi dengan senapan yang sama, saya tidak hanya mempunyai kekuatan tapi juga otoritas untuk menggunakannnya.
Ketika Lucifer berada di surga, ia mempunyai baik kekuatan dan otoritas. Tetapi ketika setan di usir dari Surga, ia tetap mempunyai kekuatan tapi kehilangan otoritas. Adam diberikan otoritas untuk mengambil kuasa atas segala ciptaan, tapi ia jatuh ke dalam dosa dan menciptakan satu kehampaan pada otoritas atas ciptaan Allah. Setan kemudian masuk, merampas otoritas Adam dan menjadi ilah zaman ini (2Kor 4:4), penguasa kerajaan angkasa (Ef 2:2) dan penguasa dunia ini (Yoh 14:30).

Senin, 01 November 2010

DAYA TARIK YESUS BAGI ORANG BERDOSA

Stephen Arterburn & Jack Felton menulis dalam buku Semakin Seperti Yesus: Gereja hari ini, sama seperti yang Yesus lakukan, harus pergi melampaui empat tembok gereja dan masuk ke dalam komunitas dan menjadi terang di mana itu sangat dibutuhkan dengan segera. Yesus begitu otentik dan nyata sehingga orang banyak secara alamiah tertarik kepadaNya. Orang2 berdosa mengerumi Dia - orang2 yang tidak akan pernah anda bayangkan ingin berada dalam hadirat Tuhan. Karena siapa jati diriNya dan cara Ia melayani, mereka memenuhi lereng bukit & saling berdesak2an satu sama lain di tepi pantai hanya untuk dekat denganNya. Apa yang dibutuhkan oleh para pemungut cukai & orang2 berdosa itu, kita masih membutuhkannya hari ini. Kita tidak membutuhkan lebih banyak agama; apa yang kita butuhkan, apa yang harud kita miliki, adalah Yesus semakin bertambah.

BAHAYA KESIBUKAN

Steve Sampson menulis dalam buku Listening to the Holy Spirit - Expecting the Miracles: "Apakah engkau mempunyai tempat untuk Yesus?" Dengan jelas saya mendengar pertanyaan yang tegas dari Roh Kudus. Allah sedang menangani hati saya - hati saya yang perhatiannya terbagi. Walaupun saya menyerahkan diri saya untuk pelayanan, saya tidak menyerahkan diri saya untuk Tuhan. Dia menuntun saya kepada tahap pertobatan, karena saya telah berhenti melayani Dia sepenuhnya dan saya sedang melayani pelayanan saya. Kesibukan tidaklah menjamin pembuahan. Malah kesibukan dapat menyebabkan kemandulan rohani. Bukan maksudnya bahwa sibuk itu salah, tetapi sangatlah penting bagi kita menyusun prioritas kita. Tentu saja prioritas pertama adalah Allah sendiri. Bagi semua orang percaya, pelayanan kita yang pertama ialah kepadaNya. Jika kita tidak tahu cara bersekutu dengan Dia, maka kita tidak mempunyai tugas pelayanan. Dari pelayanan kita kepadaNya datanglah petunjuk, tuntunan diberikan dan kehidupan mengalirlah.

PENGALIHAN PERHATIAN IBLIS

Steve Sampson menulis dalam buku Listening to the Holy Spirit - Expecting the Miracles: Kehidupan Kristen ialah kehidupan yang mendengarkan Roh Kudus. Terlampau sering kita gagal mendengarkan Allah. Iblis tidak bodoh. Dia tahu siapa yang menjadi sumber kuasa kita. Karena itu rencana penyerangannya adalah dengan mengalihkan perhatian. Dia tidak peduli jika kita sadar akan pelayanan, asalkan kita jangan sadar akan hadirat Allah. Dia mempunyai tugas tunggal yaitu agar kita tetap sibuk dan terbagi perhatiannya dari pergaulan yang akrab dengan Allah.
Selama waktu kita dibagi untuk melakukan seribu kegiatan keagamaan, kerajaan iblis hanya mengalami sedikit bahaya. Dia tahu bahwa walaupun dia tidak dapat mencuri keselamatan kita, dia dapat menghambat pertumbuhan rohani kita melalui pengalihan perhatian.

ANAK ADALAH MASA DEPAN KITA

Abraham Lincoln menulis: Anak adalah orang yang akan melanjutkan apa yang sudah anda mulai. Ia akan berada dalam posisi anda sekarang dan ketika anda sudah tidak berperan lagi, pantaulah hal-hal yang menurut pendapat anda penting. Anda boleh mewariskan semua kebijaksanaan yang ada sukai, tetapi bagaimana semua itu dijalankan tergantunhg padanya. Ia akan memegang kendali atas kota, negata dan bangsa anda. Ia akan bergerak dan mengambil alih gereja, sekolah serta perusahaan anda. Masa depan kemanusiaan berada ditangannya.

APOSTOLIC FOCUS

Floyd McClung menulis tentang Apostolic Focus dalam buku You See Bones I See an Army: God wants a people for himself. Being busy for God without sharing God's passion for more worshipers for his Son is good religion, but it's not the mission of God. Everything we do must lead to making, gathering, teaching and baptizing more fully devoted followers of Jesus. Some people are under the illusion they need a special calling to tell people about Jesus. But that isn't true. Whatever you do for Jesus must lead to this one thing: that Jesus has more worshipers who know, love and obey him. Call that what you will. I call it making disciples; other people call it church planting. If those terms don't appeal to you, choose another. But make sure that above all things you do what he commanded us to do: go, teach, baptize and make disciples. That is apostolic focus.

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA

John Maxwell dalam buku Breakthrough Parenting menulis: Anak-anak jarang mengalami terobosan dengan sendirinya. Tanpa didampingi, hanya segilintir di antara mereka yang dengan cepat akan menelusuri jalan dalam rangka meraih potensi mereka. Mereka membutuhkan orang tua untuk menolongnya. Tetapi untuk menolong anak-anak mengalami terobosan, orang tua perlu mengalaminya sendiri terlebih dahulu. Anda tidak bisa memberikan apa yang anda tidak miliki.

PERNIKAHAN: MAHA KARYA ALLAH

Gary Rosberg menulis: Pernikahan anda adalah Maha Karya Tuhan. Sang Pencipta pada hakikatnya memimpikan sebuah pernikahan secara utuh. Ia memimpikan pernikahan sebagai sebuah sarana untuk mendekatkan kita kepadaNya. Di seantero negeri, pasangan demi pasangan membangun posisi yang kokoh untuk menciptakan pernikahan yang unggul - pernikahan yang mengikuti pola maha karya asli Tuhan dan menerima kebenaran bahwa pada akhirnya pernikahan kita bukan hanya untuk kepentingan kita, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Pernikahan anda maupun pernikahan saya betul-betul penting bagi Tuhan, bagi tempat ibadah kita, bagi komunitas kita dan akhirnya bagi nilai-nilai budaya kita, karena pernikahan yang sesuai dengan Alkitab adalah garis pertahanan terdepan Allah terhadap pengaruh dunia.

DATANG & PERGI

Tony Horsfall dalam buku Rhythms of Grace menulis: Ada 2 kata yang hebat dalam Injil, yaitu datang dan pergi. Kata yang pertama adalah mengundang, sedangkan yang kemudian adalah memerintah. Kata yang pertama berbicara tentang keakraban, sedangkan yang kedua tentang aktivitas. Keduanya penting dalam kehidupan, namun kedatangan kita kepada Yesus harus selalu mendahului kepergian kita darinya. Bagi sebagian orang, ada yang terlalu ingin pergi dan tak cukup datang, memberikan hasil dalam kehidupan dimana secara keagamaan memiskinkan, kurang mendalam dan kurang menghayati. Pada saat ini, Roh kembali mengingatkan kita bahwa undangan ilahi dari Yesus untuk memiliki hubungan akrab denganNya tetap menjadi prioritasNya dan dasar bagi segala sesuatu yang lain dalam kehidupan Kristen.

DEDICATED TO JESUS

Floyd Mcclung menulis dalam buku You see Bones I see Army: To be dedicated to Jesus isn't first of all about being a missionary or pastor, but being intentional and obedient in making disciples. You can be a pastor who isn't dedicated, and you can be an engineer who is sold out to God. To join God's mission isn't about geography or vocation, but passionate obedience. Crossing the seas doesn't make one missional, but living purposefully for God does. We are called to be full time, whether it be in Canterbury or Canberra, whether as an accountant or relief worker. We are all called to follow Jesus by making disciples who also love and obey Jesus.

MENGALAMI KRISTUS YANG DIDALAM

Madame Jeanne Guyon menulis dalam buku Mengalami Kristus Melalui Doa: Betapa seringnya kita menempelkan perban ke tubuh bagian luar padahal penyakitnya justru berada "di dalam"! Alasan mengapa kita seringkali gagal dalam memulihkan manusia adalah karena kita hanya menangani masalah yang eksternal daripada yang internal.
Dengan mengajar seseorang untuk mencari Allah di dalam hatinya, memikirkan Dia, kembali kepada Dia kapanpun ia telah mengembara dan memiliki satu fokus untuk menyenangkan Dia, sebenarnya kita sedang memimpin orang itu kepada sumber segala anugerah. Disana mereka akan menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pengudusan.

Rabu, 01 September 2010

SINGKIRKAN BATASAN-BATASAN YANG ADA

Kris Vallotton dalam buku Developing Supernatural Lifestyle menulis:

Allah tidak pernah menghendaki karunia2 Roh dibatasi oleh dinding gereja. Sebagian besar mujizat dalam Alkitab terjadi di luar jalan tol kudus, di hutan rimba realitas. Syukur kepada Allah, ada transisi besar dalam Kerajaan. Kita sedang beralih dari pelayanan bagi orang2 kudus menjadi pelayanan dari orang2 kudus. Gereja adalah tempat yang kita kunjungi untuk diperlengkapi dengan senjata2 perang, dan merupakan tempat yang sangat baik untuk berlatih hingga kita fasih menggunakannya, dibawah bimbingan instruksi berpengalaman. Akan tetapi penting sekali kita memperlengkapi, mengembangkan dan melatih, dengan maksud mengerahkan.

Sebagian besar umat Kristen tidak siap menghadapi pertempuran yang menanti mereka di masyarakat karena mereka telah berlatih di lingkungan “Benteng Empuk“ yang ramah. Bukan saja mereka dilatih di antara orang2 yang ramah, yang sudah mengenal Allah dan berbahasa kristiani, mereka juga dilatih untuk menghadapi orang2 seperti itu! Sungguh sulit dipersiapkan untuk menghadapi kandang singa ketika berlatih bersama dan menghadapi kucing. Izinkan saya memperjelas. Gereja seharusnya menjadi tempat yang aman untuk berlatih dan bertumbuh dalam karunia Roh Kudus. Akan tetapi, kalau kita berlatih hanya untuk menghadapi jemaat, kita akan sama sekali tidak efektif diantara orang yang masih sesat dalam kegelapan. Anda hanya bisa sekian lama duduk di simulator sebelum akhirnya harus keluar dan menggemudikan kendaraan yang sesungguhnya.

HARI MINGGU & GEDUNG GEREJA

Hal yang sangat memprihatinkan adalah kepercayaan kita pada Tuhan hanya dibatasi oleh hari dan tempat. Hari yang dimaksud adalah hari Minggu, sedangkan tempat yang dimaksud adalah gedung Gereja. Selama kita berada di 2 hal itu, maka hidup kita begitu religius. Betapa saleh, manis, tetapi benarkah hal ini? Kepercayaan kita kepada Tuhan seharusnya berdampak dan meresap dalam seluruh aspek kehidupan kita. Jadilah umat kerajaanNya dalam 7 hari dalam seminggu dan hidup di semua tempat. Bagaimana mungkin Tuhan disenangkan jika hidup kita memiliki standar ganda? Untuk apa hanya menyembah Dia dan menyenangkan hatiNya dalam ruang lingkup kebaktian, sedangkan dalam kehidupan keseharian, kita hidup dalam pemberontakan terhadap kebenaran-kebenaranNya? Izinkan kehidupan Tuhan dalam diri kita berdampak dalam semua area hidup kita. Bukankah kehadiranNya dalam diri kita itu permanen (setiap waktu)? Dia tidak hanya hadir saat kita beribadah dalam sebuah kebaktian. Jangan batasi Tuhan dengan pola pikir kita yang picik. Dia ingin terlibat setiap waktu dan saat dalam hari-hari hidup kita. Relakah kita mengizinkanNya mendominasi seluruh area hidup kita? Relakah?

Senin, 08 Februari 2010

RESEP KEBERHASILAN 2

Melanjutkan catatan saya yang berjudul RESEP KEBERHASILAN. Adalah suatu hal yang bodoh, jika kita berpikir hanya dengan berdoa dan percaya kepada Tuhan saja, maka kita akan mengalami keberhasilan. Tanpa bermaksud meremehkan doa dan iman. Tetapi 2 hal ini tidak akan pernah menggantikan pentingnya ketaatan kita terhadap prinsip-prinsip Firman Allah. Bagi orang percaya yang sudah dengan tekun berdoa dan beriman bahwa Tuhan akan memberkati saudara, marilah kita evaluasi hidup kita secara jujur. Sudahkah kita melakukan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab? Jangan hanya menjadikan Alkitab sebagai buku bacaan wajib rutin harian saja. Sudah waktunya kita mengizinkan prinsip-prinsip kebenaran ini mewarnai kehidupan kita. Yang seringkali kurang dari kita adalah bukan membaca Alkitab, tetapi justru pada follow up setelah kita membacanya. Marilah kita koreksi diri masing-masing, sudahkah prinsip-prinsip Kebenaran dalam Alkitab menjadi "daging" dalam diri kita? Mulailah belajar untuk menerapkan semua prinsip Kebenaran dalam keseharian kita. Tidak cukup diterapkan hanya sekali-kali, tetapi lakukan secara konsisten. Walaupun setelah kita melakukannya, belum terjadi perubahan dan dirasakan manfaatnya, tetaplah bertekun, maka kita akan melihat bahwa Firman Allah sungguh Ya dan Amin! Tidak peduli bagaimana keadaan kita hari ini. Putuskanlah bukan hanya mempercayai Tuhan dan Alkitab sebagai kebenaran, tetapi wujudkanlah keyakinan kita dengan menerapkan semua kebenarannya dalam kehidupan kita. Selamat mencoba!!!

RESEP KEBERHASILAN

Pernahkah kita melihat seseorang yang tidak percaya kepada Tuhan, tetapi kehidupannya mengalami keberhasilan dalam kehidupannya? Yang ironis justru banyak orang percaya yang tidak mengalami keberhasilan seperti mereka. Bukankah Tuhan menyertai dan memberkati, tetapi mengapa banyak orang percaya yang mengalami kegagalan demi kegagalan? John Avanzini memiliki hoby membaca biografi dari orang-orang sukses. Tidak peduli orang sukses tersebut percaya Tuhan atau tidak. Dari hasil pengamatannya, John menarik sebuah kesimpulan. Penyebab keberhasilan mereka adalah karena mereka melakukan prinsip-prinsip kebenaran yang terdapat dalam Alkitab. Contohnya prinsip ketekunan, kerajinan, integritas, memberi dan prinsip-prinsip kebenaran Alkitab lainnya. Mereka boleh saja tidak mempercayai Tuhan dan Alkitab, tetapi karena mereka melakukan prinsip-prinsip kebenaran Tuhan yang terdapat dalam Alkitab, maka prinsip itu bekerja bagi mereka. Berdasarkan pengamatan saya terhadap orang-orang percaya yang terus menerus mengalami kegagalan, maka saya menemukan bahwa sebagian besar dari mereka justru tidak melakukan prinsip-prinsip kebenaran dalam Alkitab. Ironis... Kita percaya Tuhan dan Alkitab sebagai Firman Allah, tetapi mengapa kepercayaan tersebut tidak membuat kita melakukannya? Kebenaran Firman Tuhan yang adalah prinsip-prinsip kebenaran dan kehidupan, seharusnya tidak hanya dipercayai, tetapi ditaati. Diterapkan secara konsisten dalam keseharian kita. Sudah waktunya kita mewujudkan kepercayaan kita dalam tindakan ketaatan. Dan jangan heran, jika dikemudian hari kita akan mengalami keberhasilan. Karena keberhasilan adalah dampak dari kita kehidupan yang menerapkan prinsip kehidupan dalam keseharian kita.

Sabtu, 06 Februari 2010

JEMBATAN ATAUKAH TEMBOK

Panggilan yang sangat menantang sebagai orang percaya adalah sebagai batu loncatan sehingga dunia dapat menerima Tuhan. Ada 2 pilihan sebagai batu loncatan ataukah sebagai batu sandungan. Seringkali kita melupakan akan kebenaran ini. Akhirnya hidup kita bukan sebagai jembatan (penghubung) untuk orang-orang datang, tetapi sebagai Tembok (penghalang). Tanggung jawab inilah yang seharusnya disadari oleh setiap kita. Kesadaran akan tanggung jawab ini akan membuat hidup kita tidak seenaknya. Dalam bersikap, dalam bertutur kata, akan lebih bijaksana. Kita bukan sekedar hidup, tetapi ada misi KerajaanNya. Sebagai Duta Besar yang diutus Tuhan untuk mewakili kepentingan Kerajaan. Belajarlah membawa diri setiap saat, karena nama baik RAJA kitalah yang sedang dipertaruhkan. Putuskanlah sebagai jembatan bagi dunia, sehingga lewat hidup kita, mereka dapat datang pada Yesus. Jangan sampai kita menjadi tembok penghalang...

MERASAKAN APA YANG ROH KUDUS RASAKAN

Selama ini kita mempercayai kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan kita. Tetapi pernahkah kita berpikir betapa pentingnya menyelaraskan kehidupan kita dengan kehendakNya? Belajarlah untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh RohNya didalam kita. Belajarlah untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkanNya dan apa yang menjadi keinginanNya bagi hidup kita.
Dibutuhkan ketenangan untuk bisa merasakan apa yang sedang dirasakanNya.... KehadiranNya yang permanen di dalam kita, membuat kita mengalami hadiratNya setiap waktu dan setiap saat. Tingkatkanlah Awarness akan kehadiranNya di dalam kita. Luangkan waktu berdiam diri untuk dapat merasakan dan mengalami kehadiranNya. Kesibukan dan hiruk pikuk dalam kehidupan kitalah yang seringkali menjadi penghalang kita mengalami kehadiranNya. Dengarlah suaraNya yang lembut, dimana Dia sedang membangun komunikasi dengan diri kita.

Keberadaan Roh Kudus seharusnya dapat dialami secara maksimal. Kesempatan untuk mengalami keintiman dialami oleh setiap orang percaya. Bukankah ini anugerah yang sangat luar biasa???