Francis Frangipane dalam buku Sekarang Waktunya Peperangan menulis:
Iblis berusaha melelahkan kita dengan penundaan (perubahan dalam waktu) dan mengkompromikan firman Allah (perubahan dalam hukum). Akibat utama penundaan yang tampaknya tidak pernah berakhir adalah orang percaya menjadi lelah dan jemu. Pernahkah anda melihat seseorang yang sudah lelah dan jemu dengan pergumulannya? Apakah anda sendiri juga mengalaminya? Saya mengenal banyak orang yang tampaknya terjebak dalam situasi yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang lalu, tetapi peperangan itu terus menghatam mereka. Situasi dan orang yang sering ditunggangi oleh kuasa setan, menghalangi kemajuan umat Allah. Akibatnya kuasa setan itu, banyak orang kristen menerima begitu saja penindasan ini sampai secara diam-diam, tetapi merusak, penindasan ini menetap dalam jiwa mereka. Kadang-kadang penundaan itu dibiarkan untuk menyempurnakan iman dan karakter. Disisi lain, juga ada peristiwa iblis berusaha menolak penggenapan rencana Allah sampai kita menjadi lelah dan menyerah. Iblis adalah naga yang tujuannya membuat peperangan berlarut-larut dan melelahkan. Ia tidak mau berhenti sampai kita kelelahan, menyerah dan berhenti berdoa.
Christianty without discipleship is always christianity without Christ (Dietrich Bonhoeffer)
Rabu, 15 Desember 2010
MARI DATANGLAH ATAU MARI PERGILAH?
Jika kita mengamati kekristenan hari-hari ini, maka gereja lebih berfokus pada Mat 11:28: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Tidak mengherankan jika ekspresi gereja adalah mengelola acara semenarik mungkin dan tempat senyaman mungkin. Gereja menunggu untuk orang-orang datang. Salahkah? Tentu saja tidak. Tetapi jika kita menjadikan “MARI DATANGLAH” sebagai satu-satunya yang kita lakukan, maka langkah ini menjadi salah. Bukankah yang menjadi kehendak Tuhan adalah kita melakukan Mat 28:19: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Jika kita tidak berhati-hati, maka dibalik mentalitas “MARI DATANGLAH” tersembunyi mentalitas pasif, takut dan malas. Sudah waktunya mentalitas gereja adalah “MARI PERGILAH”. Gerakkan setiap pahlawan-pahlawan Allah untuk memiliki mentalitas “MARI PERGILAH”. Pergi kemana? Tentu saja kata PERGI tidak selalu ke tempat yang jauh. Pergilah ke dunia kita sehari-hari. Pergi berarti memiliki sikap hati yang rela berbaur dengan dunia ini. Bergaul dengan dunia untuk sebuah misi, yaitu agar kita benar-benar menjadi TERANG dan GARAM di dunia, bukan di gereja. Pernahkah kita berpikir bahwa bagi seorang yang tidak percaya untuk mereka datang ke pertemuan-pertemuan yang diadakan Gereja itu sangat tidak mudah? Perasaan asing, aneh pasti mereka rasakan ketika mereka merasakan atmosfir gereja. Bukankah lebih mudah bagi kita untuk pergi ke mereka? Berbagi hidup dengan mereka, yang berarti berbagi hikmat, kasih kepada mereka. Jangan takut untuk pergi, karena Mat 28:20 berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Rabu, 08 Desember 2010
DILARANG NYONTEK!
Banyak pemimpin gereja atau komunitas yang belajar dari gereja-gereja yang dipandang sedang mengalami keberhasilan. Salahkah usaha ini? Tentu saja tidak! Tetapi yang harus diingat saat kita belajar adalah bukan mencopy paste atau istilah lainnya adalah copy cloning. Pelajarilah proses yang mereka lewati, prinsip-prinsip yang mereka hidupi. Jangan tergoda untuk tiru bungkusnya saja. Memang lebih mudah menjiplak (mencontek) keberhasilan seseorang atau sebuah gereja daripada mencoba menangkap prinsip dan proses yang mereka lewati sehingga mencapai keberhasilan saat ini. Sebagai contoh pada masa lalu, banyak hamba Tuhan dari negeri ini pergi ke AS untuk menghadiri Benny Hinn Crusade. Mereka ingin belajar dari Benny Hinn. Sangat disayangkan beberapa diantara mereka, sepulang dari perjalanan "study banding" itu mulai menyanyikan lagu-lagu penyembahan yang sering dinyanyikan oleh Benny Hinn dan mendoakan orang persis seperti cara Benny Hinn. Tetapi mengapa mereka gagal melakukan pelayanan yang seperti Benny Hinn lakukan? Mengapa hasilnya berbeda? Karena yang ditiru hanyalah bungkusnya.
Usaha copy cloning sebenarnya sedang "membunuh" kenaturalan dan keunikan yang dimiliki oleh setiap gereja atau komunitas. Usaha copy cloning merupakan mentalitas instan atau short cut. Mentalitas foto copy harus dibuang jauh dari kehidupan kita. Lewatilah setiap proses dengan kesabaran dan ketekunan. Mulai mencari kehendak Tuhan yang spesifik bagi gereja atau komunitas kita. Ingatlah setiap daerah (tempat) memiliki karakteristik yang berbeda. Apa yang berhasil disuatu daerah, belum tentu berhasil di daerah lain. Bukankah setiap daerah memiliki culture yang berbeda. Ayah rohani saya, Cornelius Wing pernah berkata bahwa kualitas foto copy selalu nomor 2. Berhentilah bermental foto copy. Tidak dapat dipungkiri bahwa lebih mudah meniru (menjiplak) keberhasilan orang lain daripada menemukan bentuk kita yang original. Berhentilah, bertobatlah dengan kebiasaan MENCONTEK keberhasilan orang. Kita dilahirkan dengan Original dan jangan mati sebagai foto copyan...
Floyd McClung menulis dalam buku You See Bones I See an Army: Inilah waktunya untuk gelombang yang baru bagi para pemimpin gereja untuk menjalankan gereja dengan cara yang baru. Tradisi yang lama tidak menjawab kebutuhan yang baru di masa kini. Ketika anda membaca buku ini, biarlah Roh Tuhan berbicara kepada anda. Tuhan sedang memanggil anda untuk mempercayai Dia bagi generasi dan budayamu. Milikilah keberanian untuk percaya padaNya untuk memberikan cara pikir yang baru, cara bertindak yang baru berdasarkan Firman Tuhan dan atas dorongan RohNya sendiri. Cara-cara baru dalam bergereja harus lahir dari lutut kita, dari doa dan kerinduan yang amat mendalam akan Tuhan. Karena apapun yang lahir didunia harus terlebih dulu dikandung di surga dalam doa. Jika Tuhan sedang membawa anda dekat padaNya melauli frustrasi yang kudus, maka dalam hadiratNya anda akan mengalami pewahyuan yang baru akan gerejaNya sebagai pasukan seperti apa yang Ia kehendaki. Menyendirilah dengan Tuhan. Berserulah kepadaNya. Menangislah dengan remuk hati. Maka surga akan dinyatakan di bumi. Yesus mengajar kita untuk berdoa, ”Jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.” Adalah kehendakNya dan kerinduanNya untuk hal tersebut. Dengan keyakinan ini kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus hati untuk menghembuskan nafas kehidupan dan kuasa pada tulang-tulang kering.
Memang untuk menemukan dan mencapai yang GENUINE dibutuhkan perjuangan, ketekunan, kesabaran, tetapi hasilnya sungguh layak untuk diperjuangkan.... Jangan membuat Tuhan bersedih dengan mentalitas nyontek kita, karena Dia sudah merancang, menyiapkan originalitas kita!
Usaha copy cloning sebenarnya sedang "membunuh" kenaturalan dan keunikan yang dimiliki oleh setiap gereja atau komunitas. Usaha copy cloning merupakan mentalitas instan atau short cut. Mentalitas foto copy harus dibuang jauh dari kehidupan kita. Lewatilah setiap proses dengan kesabaran dan ketekunan. Mulai mencari kehendak Tuhan yang spesifik bagi gereja atau komunitas kita. Ingatlah setiap daerah (tempat) memiliki karakteristik yang berbeda. Apa yang berhasil disuatu daerah, belum tentu berhasil di daerah lain. Bukankah setiap daerah memiliki culture yang berbeda. Ayah rohani saya, Cornelius Wing pernah berkata bahwa kualitas foto copy selalu nomor 2. Berhentilah bermental foto copy. Tidak dapat dipungkiri bahwa lebih mudah meniru (menjiplak) keberhasilan orang lain daripada menemukan bentuk kita yang original. Berhentilah, bertobatlah dengan kebiasaan MENCONTEK keberhasilan orang. Kita dilahirkan dengan Original dan jangan mati sebagai foto copyan...
Floyd McClung menulis dalam buku You See Bones I See an Army: Inilah waktunya untuk gelombang yang baru bagi para pemimpin gereja untuk menjalankan gereja dengan cara yang baru. Tradisi yang lama tidak menjawab kebutuhan yang baru di masa kini. Ketika anda membaca buku ini, biarlah Roh Tuhan berbicara kepada anda. Tuhan sedang memanggil anda untuk mempercayai Dia bagi generasi dan budayamu. Milikilah keberanian untuk percaya padaNya untuk memberikan cara pikir yang baru, cara bertindak yang baru berdasarkan Firman Tuhan dan atas dorongan RohNya sendiri. Cara-cara baru dalam bergereja harus lahir dari lutut kita, dari doa dan kerinduan yang amat mendalam akan Tuhan. Karena apapun yang lahir didunia harus terlebih dulu dikandung di surga dalam doa. Jika Tuhan sedang membawa anda dekat padaNya melauli frustrasi yang kudus, maka dalam hadiratNya anda akan mengalami pewahyuan yang baru akan gerejaNya sebagai pasukan seperti apa yang Ia kehendaki. Menyendirilah dengan Tuhan. Berserulah kepadaNya. Menangislah dengan remuk hati. Maka surga akan dinyatakan di bumi. Yesus mengajar kita untuk berdoa, ”Jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.” Adalah kehendakNya dan kerinduanNya untuk hal tersebut. Dengan keyakinan ini kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus hati untuk menghembuskan nafas kehidupan dan kuasa pada tulang-tulang kering.
Memang untuk menemukan dan mencapai yang GENUINE dibutuhkan perjuangan, ketekunan, kesabaran, tetapi hasilnya sungguh layak untuk diperjuangkan.... Jangan membuat Tuhan bersedih dengan mentalitas nyontek kita, karena Dia sudah merancang, menyiapkan originalitas kita!
MELEPASKAN KUASA UNTUK MENGALAMI KEMENANGAN
Francis Frangipane menulis dalam buku Sekarang waktunya berperang: Kemenangan kita tidak terletak pada berapa banyak kita bergumul dan mengeluh, tetapi pada seberapa tulus kita percaya kepada apa yang telah dijanjikan Allah. Tuhan tidak ingin kita khawatir akan masa depan. Dia ingin kita menciptakannya dengan cara mengenal kehendakNya, melalui pemberitaan firmanNya yang adalah pedang Roh (Ef 6:17) dan melalui penyerahan kita kepada kuasa Roh Kudus. Kemudian Dia berjanji, "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan (Rom 10:11).
Pedang yang ditempatkan Allah di hati dan mulut kita adalah gema suaraNya dalam kita. Jadi tidak perlu merengek-rengek tentang keadaan negatif di dunia ini atau mengumandangkan doa dalam ketakutan dan ketidak percayaan. Mari kita melakukan peperangan iman. Kiranya kasih Kristus kepada manusia menjadi motivasi yang mendorong kita. Ambilah alkitab dan ucapkanlah janji dari firman Allah. Bacalah ayat-ayat yang dikutip dan ucapkanlah itu, dengan iman dan otoritas. Saya menjamin bila anda mengucapkan firman Allah dengan iman, firman itu akan melepasakan kuasa di dalam dan melalui roh anda. Tidak ada kuasa yang dapat memadamkan janji Allah yang diilhamkan dalam kitab suciNya. Dia meyakinkan kita, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! (Mrk 9:23). Mari kita mematahkan belenggu roh kemalasan, roh yang pasif. Mari kita mengambil pedang Roh dan bertempur dalam peperangan iman.
Pedang yang ditempatkan Allah di hati dan mulut kita adalah gema suaraNya dalam kita. Jadi tidak perlu merengek-rengek tentang keadaan negatif di dunia ini atau mengumandangkan doa dalam ketakutan dan ketidak percayaan. Mari kita melakukan peperangan iman. Kiranya kasih Kristus kepada manusia menjadi motivasi yang mendorong kita. Ambilah alkitab dan ucapkanlah janji dari firman Allah. Bacalah ayat-ayat yang dikutip dan ucapkanlah itu, dengan iman dan otoritas. Saya menjamin bila anda mengucapkan firman Allah dengan iman, firman itu akan melepasakan kuasa di dalam dan melalui roh anda. Tidak ada kuasa yang dapat memadamkan janji Allah yang diilhamkan dalam kitab suciNya. Dia meyakinkan kita, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! (Mrk 9:23). Mari kita mematahkan belenggu roh kemalasan, roh yang pasif. Mari kita mengambil pedang Roh dan bertempur dalam peperangan iman.
PERBEDAAN KEKUATAN & OTORITAS
Peter Wagner menulis dalam buku The Church in the Workplace: Pikirkan perbedaan antara kekuatan dan otoritas. Jika misalnya, saya memiliki sebuah senapan .388 Winchester Magnum, saya punya kekuatan. Tetapi saya tidak dapat menembakkan senapan itu di kota Colorado Springs karena saya tidak mempunyai otoritas untuk melakukan itu. Pada sisi yang lain, jika saya seorang petugas polisi dengan senapan yang sama, saya tidak hanya mempunyai kekuatan tapi juga otoritas untuk menggunakannnya.
Ketika Lucifer berada di surga, ia mempunyai baik kekuatan dan otoritas. Tetapi ketika setan di usir dari Surga, ia tetap mempunyai kekuatan tapi kehilangan otoritas. Adam diberikan otoritas untuk mengambil kuasa atas segala ciptaan, tapi ia jatuh ke dalam dosa dan menciptakan satu kehampaan pada otoritas atas ciptaan Allah. Setan kemudian masuk, merampas otoritas Adam dan menjadi ilah zaman ini (2Kor 4:4), penguasa kerajaan angkasa (Ef 2:2) dan penguasa dunia ini (Yoh 14:30).
Ketika Lucifer berada di surga, ia mempunyai baik kekuatan dan otoritas. Tetapi ketika setan di usir dari Surga, ia tetap mempunyai kekuatan tapi kehilangan otoritas. Adam diberikan otoritas untuk mengambil kuasa atas segala ciptaan, tapi ia jatuh ke dalam dosa dan menciptakan satu kehampaan pada otoritas atas ciptaan Allah. Setan kemudian masuk, merampas otoritas Adam dan menjadi ilah zaman ini (2Kor 4:4), penguasa kerajaan angkasa (Ef 2:2) dan penguasa dunia ini (Yoh 14:30).
Langganan:
Postingan (Atom)