Christianty without discipleship is always christianity without Christ (Dietrich Bonhoeffer)
Minggu, 28 Agustus 2011
PENTINGNYA FOLLOW UP
Scott Morton dalam buku Pemuridan Untuk Semua Orang menuliskan: Dawson Trotman datang kepada Kristus pada tahun 1926, melalui kebiasaan menghafal ayat-ayat Alkitab dan tidak lama kemudian menjadi penginjil pribadi yang sangat aktif. Dawson melakukannya secara pribadi ke pribadi dan ia memenangkan banyak orang. Pada suatu hari yang panas di Southern California tahun 1940, Dawson menghentikan mobil untuk orang yang minta ikut menumpang di sepanjang jalan yang berdebu. Saat penumpang itu naik ke mobil, ia bergumam, "Yesus Kristus, panas sekali hari ini." Dawson mengerutkan wajah tidak senang saat mendengar nama Sang Juru Selamat diucapkan dengan sembarangan, maka ia memberi pemuda itu sebuah buklet penginjilan dan ia berkata, "Hei, Nak, bacalah ini." Tak lama kemudian, Dawson memimpin penumpang itu untuk berdoa menerima Kristus dengan segenap hati. Setahun kemudian, Dawson berkendaraan di jalan yang panas dan berdebu itu lagi, melihat seorang penumpang dan menawarkan tumpangan. Saat penumpang itu naik ke mobil, ia bergumam, "Yesus Kristus, panas sekali hari ini." Kembali, Dawson mengerutkan wajah tidak senang, lalu ia mulai berbicara tentang Injil. Penumpang itu berkata, "Rasanya saya mengenal anda." Ternyata, ia adalah orang yang sama, yang menumpang tahun lalu. Dawson sangat kaget! Anggapannya bahwa orang yang baru percaya akan bertumbuh dengan sendirinya secara rohani, seperti yang ia alami, ternyata keliru. Maka, ia pun mulai berkonsentrasi dalam menjalankan follow up - menolong orang yang bertobat agar berakar dengan teguh di dalam Kristus. Tidak cukup kita hanya memimpin seseorang untuk memiliki iman. "Bayi-bayi di dalam Kristus" yang masih baru ini memerlukan bantuan untuk bertumbuh secara rohani sebagaimana bayi manusia memerlukan pertolongan untuk bertumbuh secara fisik. Maka Dawson dan The Navigator mengembangkan pemahaman Alkitab, paket ayat hafalan dan seminar untuk membantu orang yang baru bertobat bertumbuh.
DISTURB US, LORD
Disturb us, Lord,
When we are too pleased with ourselves,
When our dreams have come true,
Because we dreamed too little,
When we arrived safely,
Because we sailed too close to the shore.
Disturb us, Lord,
When with the abundance of things we possess,
We have lost our thirst for the waters of life;
Having fallen in love with life,
We have ceased to dream of eternity,
And in our efforts to build a new earth,
We have allowed our vision
Of the new heaven to dim.
(Sir Francis Drake).
When we are too pleased with ourselves,
When our dreams have come true,
Because we dreamed too little,
When we arrived safely,
Because we sailed too close to the shore.
Disturb us, Lord,
When with the abundance of things we possess,
We have lost our thirst for the waters of life;
Having fallen in love with life,
We have ceased to dream of eternity,
And in our efforts to build a new earth,
We have allowed our vision
Of the new heaven to dim.
(Sir Francis Drake).
BANGSA YANG REAKTIF
Sebagai anak bangsa yang mengamati apa yang sedang terjadi di bangsa ini, maka ada satu hal yang menarik perhatian saya. REAKTIF adalah satu kata yang muncul di pikiran saya sebagai kesimpulan dari apa yang terjadi di bangsa tercinta ini. Suatu masalah muncul, maka langsung bangsa ini bereaksi. Contoh yang baru saja terjadi adalah kasus pemancungan Ruyati salah seorang TKW yang bekerja di Arab Saudi. Rakyat ramai-ramai bereaksi. Dan pihak pemerintah pun buru-buru merespon dengan mengeluarkan beberapa kebijakan.
Reaktif sebenarnya sama halnya dengan mentalitas mengobati. Bukankah mencegah lebih murah dan mudah daripada mengobati? Daripada terus bereaksi, mengapa kita tidak belajar untuk melakukan tindakan-tindakan prefentif? Mulailah belajar untuk memiliki gaya hidup prefentif daripada reaktif. Ingatlah lebih baik mencegah daripada mengobati.
Reaktif sebenarnya sama halnya dengan mentalitas mengobati. Bukankah mencegah lebih murah dan mudah daripada mengobati? Daripada terus bereaksi, mengapa kita tidak belajar untuk melakukan tindakan-tindakan prefentif? Mulailah belajar untuk memiliki gaya hidup prefentif daripada reaktif. Ingatlah lebih baik mencegah daripada mengobati.
Langganan:
Postingan (Atom)