Hal yang sangat memprihatinkan adalah kepercayaan kita pada Tuhan hanya dibatasi oleh hari dan tempat. Hari yang dimaksud adalah hari Minggu, sedangkan tempat yang dimaksud adalah gedung Gereja. Selama kita berada di 2 hal itu, maka hidup kita begitu religius. Betapa saleh, manis, tetapi benarkah hal ini? Kepercayaan kita kepada Tuhan seharusnya berdampak dan meresap dalam seluruh aspek kehidupan kita. Jadilah umat kerajaanNya dalam 7 hari dalam seminggu dan hidup di semua tempat. Bagaimana mungkin Tuhan disenangkan jika hidup kita memiliki standar ganda? Untuk apa hanya menyembah Dia dan menyenangkan hatiNya dalam ruang lingkup kebaktian, sedangkan dalam kehidupan keseharian, kita hidup dalam pemberontakan terhadap kebenaran-kebenaranNya? Izinkan kehidupan Tuhan dalam diri kita berdampak dalam semua area hidup kita. Bukankah kehadiranNya dalam diri kita itu permanen (setiap waktu)? Dia tidak hanya hadir saat kita beribadah dalam sebuah kebaktian. Jangan batasi Tuhan dengan pola pikir kita yang picik. Dia ingin terlibat setiap waktu dan saat dalam hari-hari hidup kita. Relakah kita mengizinkanNya mendominasi seluruh area hidup kita? Relakah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar