Christianty without discipleship is always christianity without Christ (Dietrich Bonhoeffer)
Senin, 13 Agustus 2012
PANGGILAN YOHANES PEMBAPTIS
Panggilan seorang hamba Tuhan adalah seperti Yohanes Pembaptis. Ia membawa pengikutnya untuk melihat dan mengikut Yesus. Walaupun konsekuensinya, murid-muridNya mengikuti Yesus dan tidak lagi mengikutinya lagi. Jika kita tidak berhati-hati, maka disadari atau tidak, kita dapat membawa orang untuk terus bergantung pada kita. Kebahagiaan kita seharusnya bukan pada berapa banyak orang yang masih terus menerus mengikuti dan bergantung pada kita, tetapi saat mereka justru tidak lagi membutuhkan kita, karena mereka sudah berjumpa dan memiki hubungan langsung dengan Yesus. Mengapa daging kita sangat menikmati hal ini? Siapkah kita ditinggalkan oleh orang-orang yang semula mengikuti dan membutuhkan kita? Jika kita memiliki hati bapa, maka adalah kebanggaan jika anak-anak kita mulai meninggalkan rumah kita untuk memulai kehidupan baru mereka. Justru jika anak kita tetap terus berada di rumah kita selama-lamanya, maka bukankah itu menunjukan kegagalan kita sebagai bapa? Siapkah kita untuk melepaskan anak-anak kita untuk mulai menghidupi visi dan panggilan pribadi mereka? Hati Bapa adalah hati yang siap untuk "ditinggalkan". Hati Bapa adalah hati yang ingin melihat anak-anaknya "mandiri". Bukankan pengutusan adalah esensi dari kekristenan? Konsekuensi dari pengutusan adalah kita kehilangan kendali atas mereka dan mempercayakan mereka kepada tangan Tuhan yang "jauh lebih kuas" dari kita. Renungkan dan hayati kehidupan Yohanes Pembaptis. Yang semula ia menjadi pusat perhatian dari seluruh bangsa israel (celebrity rohani), disaat hadirnya Yesus, maka semuanya mulai berpaling kepada Yesus. Jika kita bersedia jujur, maka egolah yang membuat kita menikmati orang-orang mengidolakan kita. Faktor materi menjadi alasan yang lain. Kehilangan mereka berarti kehilangan income kita. Dihari2 terakhir, Tuhan sedang membangkitkan pelayanan Yohanes Pembaptis. Yang mempersiapkan jalan untuk orang-orang dapat berjumpa dengan Yesus. Doa yang paling bijak adalah saat kita berkata: "Selidikilah hatiku ya Allah...". Ingatlah: panggilan kita adalah mengentaskan umat Tuhan akan kebergantungan mereka terhadap manusia dan beralih kepada Tuhan sepenuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hi pak! Perkenalkan saya Vieri dan saya sangat mengagumi khotbah bapak. Saya tertarik dengan khotbah bapak di CLCC yang berjudul hati dan pikiran.
BalasHapusHome you read my comment
Bagaimana kalau kita menyembah Tuhan, tapi kita tidak merasa hadirat Tuhan. Apa yang harus kita lakukan?