Tujuan dari semua pengajaran adalah untuk membuat seseorang mengalami persekutuan secara langsung dengan Kristus. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita merasa puas dan berhenti dititik kita tahu. Celakanya orang yang merasa sudah tahu banyak (memang benar dia sudah mengetahui banyak hal), ia MERASA sudah mengenal Tuhan.
1Yoh 1:1-3
1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Tujuan Yohanes mengajar mengenai apa yang dialaminya secara pribadi bersama dengan Tuhan adalah dengan harapan orang-orang yang menerima pengajaran tersebut mengalami persekutuan dengan Tuhan. Tujuannya bukan hanya sekedar membuat orang menjadi tahu kebenaran. Buah Pengetahuan baik dan jahat memberikan kita PENGETAHUAN tanpa melalui hubungan dengan Tuhan. Intisari dari kekristenan sebenarnya adalah hubungan seseorang secara langsung dengan Tuhan. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah pengetahuan lewat pengalaman kita berjalan dengan Tuhan. Pengetahuan yang didapat lewat interaksi secara langsung dengan Tuhan. Kurang dari itu kita sebenarnya belum mengenal Tuhan, kita baru TAHU tentang Tuhan.
2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Tujuan Yohanes mengajar mengenai apa yang dialaminya secara pribadi bersama dengan Tuhan adalah dengan harapan orang-orang yang menerima pengajaran tersebut mengalami persekutuan dengan Tuhan. Tujuannya bukan hanya sekedar membuat orang menjadi tahu kebenaran. Buah Pengetahuan baik dan jahat memberikan kita PENGETAHUAN tanpa melalui hubungan dengan Tuhan. Intisari dari kekristenan sebenarnya adalah hubungan seseorang secara langsung dengan Tuhan. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah pengetahuan lewat pengalaman kita berjalan dengan Tuhan. Pengetahuan yang didapat lewat interaksi secara langsung dengan Tuhan. Kurang dari itu kita sebenarnya belum mengenal Tuhan, kita baru TAHU tentang Tuhan.
Waspadai INTELEKTUAL TRAP! Ada dua hal yang harus kita waspadai:
a. Merasa sudah TAHU, tetapi sebenarnya belum mengalami.
b. Merasa sudah puas saat kita sudah TAHU.
1 hal yang sebenarnya yang harus kita kejar dan capai: Hubungan dengan Tuhan yang menghasilkan PENGALAMAN dan PENGETAHUAN. Bukankah kekristenan tanpa pengalaman pribadi dengan Tuhan hanyalah AGAMA? Tidak peduli berapa banyak yang kita ketahui tentang Tuhan, kehidupan tidak didapat dari pengetahuan tentang Dia, tetapi dihasilkan dari hubungan kita dengan Tuhan. Semua pengetahuan kita tentang Tuhan tidak akan pernah dapat menggantikan pentingnya hubungan dengan Tuhan. Semua pengetahuan (pengajaran) seharusnya semakin memotivasi kita untuk membangun hubungan dengan Tuhan.
Kesimpulannya adalah:
a. Sebagai pengajar berhati-hatilah jangan sampai orang-orang yang sedang kita muridkan berhenti dititik mereka mengerti atau mengetahui kebenaran. Dorong, berilah mereka motivasi untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Jangan sampai mereka lebih mengenal kita daripada Tuhan.
b. Sebagai orang-orang yang sedang dimuridkan, jangan hanya memiliki hati yang mau belajar saja. Semua pengajaran yang kita terima, seharusnya justru makin memotivasi untuk kita membangun hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
c. Di zaman yang penuh dengan goncangan ini, pengenalan dan pengalaman pribadi kita dengan Tuhanlah yang menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi badai kehidupan.
Sekali lagi waspadai INTELEKTUAL TRAP!
Alangkah baiknya lagi...
BalasHapusapabila KEHIDUPAN sang PENGAJAR...lebih berbicara...sehingga tanpa berbusa2...
sang murid bisa MELIHAT KEHIDUPAN SANG PENGAJAR... ;)
why?
CoZ OUR LIVE SPEAK LOUD THAN OUR WORD..
THEN...
OPEN OUR MIND RYTE NOW!
CROSS ISN'T ABOUT VERTICAL BUT HORISONTAL TOO...;D
BLESS YOU SIR!
Setuju bahwa kehidupan sang pengajar harus jadi teladan. Tetapi yang menyedihkan adalah seringkali tidak terjadinya keseimbangan dalam hubungan Vertikal dan Horisontal. Banyak orang yang sibuk membangun hubungan dengan sesama, daripada dengan Tuhan. Kita selalu memiliki waktu untuk sesama, tetapi tidak punya waktu untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Semuanya kembali pada kita, sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan kejujuran oleh setiap kita adalah apakah saya sudah memiliki pengenalan pribadi dengan Tuhan? Seberapa dalamkah saya mengenal Tuhan yang saya sembah? Sekali lagi kuncinya pada keseimbangan..
BalasHapusBTW next time kalo kasih pendapat jangan Anonim yah... TQ sudah memberi respon dan komentarnya...