Penghalang untuk seseorang menjadi pelaku Firman adalah karena orang tersebut belum menaklukan perasaannya. Seringkali kita mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan, sayangnya terbentur pada perasaan yang tidak mendukung. Mood seringkali harus kita waspadai. Betapa berbahayanya jika kita bergantung pada "mood" untuk melakukan sesuatu.
Jika mood kita sedang mendukung, maka kita akan berdoa dan membaca Alkitab, tetapi sebaliknya jika sang mood sedang tidak mendukung, maka kita enggan untuk melakukannya. Luk 5:4-5
4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Percayalah saat itu sebenarnya Simson tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. Semua hal tidak mendukungnya untuk mentaati apa yang menjadi perintah Yesus. Logikanya, pengalamannya dan bahkan perasaannya tidak memberi dukungan untuk dia taat. Kunci dari keberhasilannya terletak saat ia "MEMUTUSKAN" untuk mentaati Yesus. Turning Point terjadi dalam kehidupannya, dari seorang gagal menjadi seorang yang berhasil.
Ada banyak diantara kita yang mengharapkan terobosan, perubahan dalam kehidupan. Mulailah untuk melakukan sesuatu apa yang seharusnya kita lakukan. Tidak peduli perasaan kita sedang mendukungnya atau tidak. Belajarlah untuk menaklukan perasaan kita. Ketaatan selalu diawali dengan KEPUTUSAN. Putuskan untuk mengampuni, meskipun perasaan kita tidak ingin melakukannya. Esensi dari Disiplin adalah memutuskan untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar