Kamis, 30 April 2009

TELADAN ADALAH MODAL

Mengikuti perkembangan dunia kepemimpinan rohani hari-hari ini, maka sungguh sangat memprihatinkan. Disadari atau tidak, standar moral seorang pemimpin mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Dalam dunia kekristenan dunia barat khususnya di AS (tidak sedikit juga di Indonesia), dalam tahun-tahun terakhir ini dikejutkan dengan terkuaknya kejatuhan hamba-hamba Tuhan. Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang mengalami perceraian dalam pernikahan mereka. Dan yang ironis mereka masih memiliki keberanian untuk berdiri melayani umat Tuhan. Pertanyaannya adalah bagaimana mereka mempertanggung jawabkan pernikahan mereka yang hancur kepada umat Tuhan? Hal ini bukan berarti kita tidak memiliki kasih bagi mereka. Tetapi tidak dapat dipungkiri Alkitab yang seharusnya menjadi standar tertinggi sudah mengalami pergeseran. 
Sangat disayangkan pemimpin-peminpin tersebut memiliki kecenderungan untuk membenarkan keputusan dan tindakan mereka dengan hal-hal yang terdengar masuk akal. Mereka merasionalkan kesalahan dan dosa-dosa mereka, sebagai bentuk pembelaan diri.
Berulang kali Paulus menulis kepada jemaat yang dilayaninya, "Ikutlah teladanku."Apakah ini sebagai bentuk kesombongan rohani Paulus? Jawabannya adalah tidak! Mengapa? Karena modal seorang pemimpin rohani sebenarnya bukanlah sekedar Kharisma (karunia), melainkan Karakter. Sangat disayangkan hari-hari ini justru yang menjadi modal seorang pemimpin atau hamba Tuhan adalah Kharisma (karunia) yang mereka miliki, tanpa mempedulikan sisi Karakter dan standar moral yang ditetapkan dalam Alkitab.
Jika sebagai seorang pemimpin atau hamba Tuhan mengalami perceraian dalam pernikahannya, maka pertanyaaan yang harus dijawab adalah TELADAN APAKAH YANG KITA BERIKAN BAGI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPIN? Janganlah menjadikan Kharisma sebagai tameng atau senjata bagi kita. Ingatlah apa yang ditulis dalam Mat 7. Kita tidak dapat bermegah terhadap semua Karunia-karunia kita. Memang Kharisma (karunia) kita dapat membuat manusia terkesan, tetapi ingatlah bahwa ini tidak akan pernah membuat Tuhan terkesan! Bukankah semua Karunia adalah pemberian dari Dia? Karakter seperti Kristuslah yang membuat Tuhan terkesan. 
Ini waktunya kita menetapkan standar Alkitabiah sebagai sesuatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar. Menurut saya bagi pemimpin-pemimpin yang mengalami kegagalan (baik dalam pernikahan maupun moral), bertobatlah dan akuilah kesalahan kita kepada umat Tuhan yang dilayani. Jangan berusaha untuk membela diri kita dengan mengajukan berbagai alasan. Berhentilah memimpin untuk sementara waktu. Berjuanglah untuk mengalami pemulihan terlebih dahulu. Bekerja samalah dengan Tuhan, sehingga pemulihan dapat kita alami. Dan disaat kita mengalami pemulihan, maka hal ini akan menjadi kesaksian dan teladan yang luar biasa bagi umat Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan yang memulihkan segala sesuatu. Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar