Berapa waktu lalu saat berbincang-bincang dengan seorang teman, ia bercerita bahwa ada sebuah gereja yang saya kenal sedang diambang perpecahan. Yang anehnya adalah mengapa ada perasaan senang saat saya mendengar berita ini?
Hari ini saat saya mengingat kembali akan berita ini, ada sebuah pertanyaan yang saya ajukan pada diri sendiri, "Mengapa ada perasaan senang saat mendengar berita ini? Bukankah seharusnya saya bersedih dan berdoa bagi mereka, sehingga perpecahan itu dapat dihindarkan?"
Ternyata Roh Kudus sedang menginsyafkan mengenai keadaan hati saya yang sesungguhnya yaitu sudah terjadi pencemaran didalamnya. Saya bertobat meminta pengampunan Tuhan atas perasaan saya yang "jahat" ini. Saya lanjutkan dengan mengambil keputusan untuk berdoa bagi mereka dan meminta anugerah Tuhan dapat dinyatakan dalam gereja ini. Apakah ini yang dimaksud dengan menjaga hati dengan segala kewaspadaan?
Bukankah seringkali kita mengalami perasaan yang serupa? Saat kita mendengar atau mengetahui ada seorang yang "kurang kita sukai" (yang mungkin pernah melukai kita di masa lalu) dan mereka sedang berada dalam masalah besar atau kejatuhan, bagaimana perasaan kita? Suka cita atau justru duka cita saat mengetahui berita itu? Memang dibutuhkan kejujuran terhadap diri sendiri, saat Roh Kudus menyingkapkan isi hati kita. Demi tercapainya kemurnian hati, maka dibutuhkan kewaspadaan dan kejujuran terhadap diri sendiri. Jika kita hidup dalam kasih, maka bagaimana mungkin kita dapat "menikmati" kejatuhan orang lain? Izinkanlah untuk Roh Kudus terus "memurnikan" keadaan hati kita dari hari ke hari....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar