Selasa, 10 Maret 2009

EKONOMI SUSAH, WARGA AS MAKIN TINGGALKAN AGAMA

Harian Jawa Pos edisi tanggal 10 Feb memuat sebuah berita yang menarik:

Ekonomi Susah, Warga Amerika Makin Tinggalkan Agama 

NEW YORK - Semakin banyak saja hal yang tak patut dicontoh dari Amerika. Datangnya zaman susah tidak malah membuat penduduk negeri berjuluk Paman Sam itu mendekatkan diri pada Tuhan. 
Survei terakhir yang diadakan American Religious Identification yang diumumkan kemarin (9/3) menunjukkan, semakin banyak warga AS yang meninggalkan agama dan menjadi pengikut kelompok ateis, agnostis (percaya Tuhan, namun tak beribadah menurut satu agama mana pun), sekuler, dan orang-orang yang menyatakan diri tak terikat pada satu agama mana pun meski menganggapnya penting.
Riset tahunan yang diadakan badan pemerintah urusan agama itu menemukan 15 persen responden di seluruh negara bagian menyatakan bahwa mereka kini tidak beragama. Persentase tersebut meningkat 1,5 persen daripada hasil survei yang sama pada 2001 dan dua kali lipat daripada hasil survei 1990.
Dari persebarannya, negara-negara bagian di wilayah New England (meliputi negara-negara di pantai timur mulai New York sampai Chicago) adalah tempat penganut kelompok non-agama dengan persentase sampai 34 persen. "Namun, dari keseluruhan pengamatan, kelompok ateis meningkat di semua negara bagian," ujar pernyataan penyelenggara survei yang dilakukan terhadap 54.461 warga dewasa di 50 negara bagian itu. Survei tersebut berlangsung mulai November tahun lalu hingga Februari 2009 dengan margin kesalahan 0,5 persen.
Sebagai agama terbesar yang dipeluk warga AS, Kristen mengalami penurunan pengikut terbesar. Sebelumnya, hampir 8 di antara 10 orang Amerika adalah pemeluk Kristen (Katolik, Protestan, Mormon, Ortodoks, dan lain-lain). "Angka warga Amerika yang melaporkan diri sebagai penganut Kristen tinggal sekitar 51 persen," lanjut bunyi hasil survei itu. 
Kristen bukan satu-satunya agama yang makin kehilangan tempat di Amerika Serikat. Tren penurunan pemeluk juga dialami agama-agama lain, seperti Yahudi yang diyakini oleh 1,7 persen warga AS, Buddha 0,7 persen, dan Islam 0,6 persen. Peningkatan hanya terjadi pada gerakan kepercayaan yang tidak meyakini Tuhan sebagai satu-satunya kekuasaan tertinggi (monoteisme), seperti Scientology, Wicca, dan Santeria. Penganut gerakan kepercayaan baru tersebut meningkat 1,2 persen. (AP/kim)

Berita ini mematahkan apa yang selama ini kita yakini, bahwa masa krisis akan membuat orang mengingat dan lari kepada agama. Mengapa ini terjadi? Dunia sudah muak dengan agama! Yang mereka butuhkan bukanlah cerita tentang aktifitas Tuhan di masa lalu. Mereka tidak membutuhkan cerita tentang Petrus berjalan diatas air, bukan juga mengenai Yesus meneduhkan badai. Mereka membutuhkan kepastian bahwa Yesus masih hidup sampai hari ini dan masih beraktifitas sampai dengan saat ini. 

Ini adalah KAIROS yang Tuhan berikan untuk Gereja Tuhan tampil menjadi jawaban. Hati Tuhan saat ini sebenarnya begitu rindu untuk dapat menyatakan diriNya. Sayangnya kita sebagai rekan sekerja Allah, kita sebagai tubuhNya tidak dapat bekerja sama dengan baik. Dia sebagai kepala sebenarnya rindu untuk dapat melakukan banyak hal ditengah-tengah dunia. 

Pertanyaannya adalah siapkah kita bekerja sama dengan Tuhan? Ini waktunya untuk melakukan pembenahan dalam segala area dalam kehidupan kita. Pentingnya menyelaraskan hati kita dengan hatiNya, pikiran kita dengan pikiranNya, rencana kita dengan rencanaNya. Ini bukanlah waktu untuk melakukan apa yang kita pandang baik saja, kita membutuhkan arahan, pimpinan dan strategiNya. Mulailah tingkatkan keintiman kita dengan Tuhan (ini bukan bicara mengenai ritual dan disiplin rohani saja). Masukilah hubungan yang lebih dalam lagi denganNya. Kita akan melihat dan menyadari sebenarnya Tuhan sudah terlalu lama menunggu untuk dapat bekerja sama dengan gerejaNya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar