Senin, 02 November 2009

KUASA PENGINSYAFAN

Jika kita membaca Kis 2:37. Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?

Jika kita memperhatikan kalimat-kalimat sebelumnya yang diucapkan oleh Petrus maka perkataan apa yg luar biasa sehingga 3.000 orang yang mendengarnya bertobat? Disini kita belajar betapa Roh itu menghidupkan. Roh Kuduslah yang memiliki kuasa sehingga sesuatu yang biasa (sederhana) menjadi luar biasa. Betapa kita membutuhkan Roh Kudus, karena tanpa Dia, mustahil kita dapat mencapai hasil yang dicapai oleh Petrus. Jangan salah, yang dunia butuhkan adalah hal ini. Bukankah hal inilah yang menyebabkan kotbah-kotbah kita menjadi tidak maksimal? Hanya membuat dari tidak tahu menjadi tahu, tidaklah cukup. Ini tidak cukup membuat orang mampu berubah. Untuk terjadinya sebuah perubahan, orang membutuhkan kuasa. Kita membutuhkan kuasa sehingga terjadi penginsyafan. Dimana apa yang kita katakan bukan hanya menyentuh, tetapi mengusik hati mereka, sehingga mereka harus mengambil sikap untuk berubah dan mengalami kuasa untuk melakukan perubahan.

Jumat, 30 Oktober 2009

EVENT DAN ACARA

Paul Scanlon, (gembala dari Abundant Life Church Bradford Inggris) memberi pernyataan yang patut untuk kita renungkan:

We overestimate events & underestimate process. Events are good for making decisions but only process produces consistent growth. Thank God for events but they are limited in what they can achieve. Don't build your life on events - embrace the process.

Hal yang memprihatinkan saya adalah melihat banyak gereja Tuhan yang terlalu berharap pada acara-acara. Sebagai solusi dari kerinduan melihat umat yang kita layani untuk mengalami perubahan dan pertumbuhan rohani. Itu sebabnya KKR demi KKR diadakan. Seminar demi seminar, retreat demi retreat. IngatLah bahwa semua acara hanya menghasilkan keputusan. Lewat KKR, Seminar, Retreat, orang-orang dijamah dan keputusan untuk berubah diambil. Tetapi mengambil keputusan untuk berubah barulah permulaan dari sebuah perubahan. Proseslah yang membuat orang berubah secara signifikan. Tidak ada yang salah dengan mengadakan acara demi acara, tetapi biarlah itu bukan didasari oleh mentalitas instan di kepala kita untuk mengharapkan perubahan dan pertumbuhan. Bagi saudara yang terlalu berharap kepada acara, mari evaluasilah hasil dari acara-acara tersebut. Bukan setelah acara itu baru saja usai, tetapi lihatlah beberapa waktu kemudian. Bukankah yang kita rindukan bukan sekedar perubahan yang sesaat, tetapi yang tetap?

Ingatlah untuk mengadakan sebuah event atau acara membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sangat disayangkan jika investasi dana yang cukup besar bahkan seringkali sangat besar tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sebaiknya kurangilah mengadakan event demi event dan mulailah berkonsentrasi pada proses. Follow Up dari sebuah acara atau event sangatlah penting. Marilah memikirkan untuk menolong orang dalam proses mentoring (pendampingan). Dampingi dan tolonglah mereka dalam proses perubahan. Ingat! Musuh dari perubahan adalah kebiasaan. Kebiasaan baru harus mulai dibangun untuk menggantikan kebiasaan lama. Seimbanglah antara event dan proses...

Sabtu, 24 Oktober 2009

RASA PUAS DENGAN TUHAN

Bagaimana kita dapat menceritakan sesuatu yang tidak kita alami sendiri? Bukankah seseorang dapat dikatakan sebagai seorang saksi jika ia mengalami sendiri suatu peristiwa tertentu? Setelah Ayub melewati pencobaan yang dialaminya, ia mengucapkan suatu pernyataan yang harus kita renungkan: Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Bagaimana dengan kekristenan kita? Apakah selama ini kita membangunnya diatas dasar pengajaran yang tanpa disertai dengan pengalaman? Betapa rapuhnya sebuah pengajaran jika tidak disertai dengan pengalaman. Ini bukan berarti kita sedang memuja pengalaman dan mengesampingkan arti dari kebenaran (doktrin). Jangan berhenti pada rasa puas saat kita sudah mengetahui suatu kebenaran, kembangkanlah kerinduan di hati kita untuk mengalami apa yang kita percayai. Bagaimana kita bisa menceritakan sesutu yang tidak terlebih dahulu kita alami sendiri? Saat Petrus ditangkap oleh Mahkamah Agama dalam Kis 4:20, saat mereka melarang Petrus memberitakan nama Yesus, ia berkata: tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.

Pernahkah kita makan di sebuah rumah makan dan kita begitu puas dengan rasanya? Secara spontan (tanpa diminta oleh si pemilik rumah makan), kita akan “BERSAKSI” kepada teman-teman untuk mereka mencoba rumah makan tersebut. Jika kita merasakan kepuasan hidup didalam Yesus, maka secara otomatis kita akan menyaksikannya kepada orang-orang disekitar kita. Salah satu penyebab mengapa banyak orang percaya mengalami kesulitan untuk bersaksi adalah karena kurangnya mengalami pengalaman pribadi bersama dengan Tuhan. Kita belum sampai kepada pengalaman “PUAS” dengan Tuhan. Seperti Ayub, pengenalan banyak orang akan Tuhan adalah berasal dari kata orang (Pendeta atau hamba-hamba Tuhan). Merekalah yang menceritakan tentang Tuhan kepada kita. Bukankah kekristenan bukanlah agama, melainkan pengalaman pribadi seseorang bersama dengan Tuhan? Alami pengalaman bersama dengan Tuhan karena Tuhan memanggil setiap kita untuk memasuki pengalaman yang lebih dalam lagi bersamaNya.

Jumat, 23 Oktober 2009

DIPANGGIL MENJADI SAKSI BUKAN HANYA BERSAKSI

Jika kita membaca dalam Kis 1:8, Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi SAKSI. Kita dipanggil lebih dari sekedar bersaksi. Seringkali kita memiliki pengertian yang terlalu sempit dan dangkal, yaitu dengan berpikir bahwa menjadi Saksi adalah berbicara mengenai apa yang kita kotbahkan atau katakan kepada orang yang belum mengenal Tuhan. Hal yang harus selalu kita ingat adalah orang yang kita jangkau adalah orang yang bukan hanya memiliki telinga untuk mendengar, tetapi juga mata untuk melihat. Apa yang kita lakukan akan bersuara lebih keras daripada apa yang kita kataan. Seringkali yang membuat pesan yang kita sampaikan mengalami penolakan adalah karena mereka tidak bisa menerima kehidupan kita. Yang menyedihkan adalah hari-hari ini kita lebih menekankan pentingnya berkotbah daripada kehidupan yang diubahkan sehingga memiliki kualitas kehidupan yang berkarakter.

Hari-hari ini gereja telah menjadi batu sandungan bagi dunia yang belum percaya. Apa pendapat orang disaat melihat hidup kita? Bukankah dalam Mat 5:16: ”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Jika kita melihat dalam jemaat mula-mula dalam Kisah Rasul, maka selain kuasa Roh Kudus yang bekerja dengan demikian kuatnya, maka yang menjadi penyebab penambahan orang yang diselamatkan adalah karena cara hidup jemaat yang menjadi saksi. Dalam Kis 2:47: Sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Dalam terjemahan the Message ditulis: People in general liked what ”they saw”. Menjadi saksi berarti bukan hanya didengar, tetapi dilihat.
Itu sebabnya Fransiskus dari Asisi berkata, “Berkotbahlah selalu dan jika perlu gunakan kata-kata.” Apa yang dikatakannya memiliki pengertian bahwa berkotbah tidak selalu identik dengan perkataan. Itu sebabnya marilah kita bukan hanya jago dalam berkotbah, tetapi juga jago dalam kehidupan.

Rabu, 21 Oktober 2009

TUHAN SANG PEMAHAT AGUNG

Ada seorang pemahat yang menemukan sebongkah batu besar. Ia membawa ke rumahnya dan ia mulai mengerjakan batu itu. Sesudah lewat beberapa waktu, terbentuklah sebuah patung malaikat yang begitu indah. Teman-temannya berdatangan dan mulai mengagumi patung ini. Seorang dari mereka berkata, "Betapa luar biasanya, engkau baru saja membuat suatu maha karya yang indah". Pemahat itu menjawab, "Saya tidak membuat patung malaikat ini. Patung itu sudah ada sejak semula, yang saya lakukan adalah membuang bagian-bagian yang tidak perlu".

Sering sekali orang percaya berkata dalam doa mereka, "Tuhan bentuklah aku". Pertanyaannya adalah apakah kita sungguh-sungguh mengerti terhadap apa yang kita katakan dan doakan? Pernahkah kita berpikir bagaimana cara Tuhan membentuk kita sehingga menjadi serupa dengan Yesus? Di dalam diri kita sebenarnya sudah ada kehidupan Yesus, sayangnya hal itu masih ditutupi oleh kedagingan kita. Untuk wujud Yesus bisa nampak, maka kita harus mengizinkan tangan sang Pemahat Agung itu untuk membuang bagian-bagian yang tidak perlu. Pernahkah kita berpikir jika batu patung itu hidup dan bisa memberi respon, maka ketika tangan pemahat itu mulai memahat, membuang bagian-bagian yang tidak perlu dan mulai membentuk, maka ia akan memberontak. Karena proses ini begitu menyakitkan. Bukankah ini yang terjadi saat tangan Tuhan mulai "memahat" hidup kita? Kenyamanan kita terusik. Ada rasa nyeri, rasa sakit yang harus dialami. Banyak dari kita yang memberi respon dengan memberontak. Ego kita terkikis, bukankah saat itu adalah saat yang menyakitkan?

Belajar melihat tangan Tuhan yang sedang "memahat" hidup kita. Relakan saat tanganNya "melukai" kedagingan kita. Janganlah memberontak dengan menghindar atau melarikan diri dari proses ini. Fokuslah bukan pada rasa sakit yang terasa, melainkan pada kemuliaan yang akan kita alami setelah proses pemahatan ini usai. Hal-hal apakah yang sedang di "kikis" oleh tanganNya dalam hidup kita di hari-hari ini?

Kamis, 15 Oktober 2009

SENJATA DI TANGAN SIAPA?

I. IBLIS MEMBUTUHKAN TUBUH.
Jika kita membaca dalam Kej 3:1 , maka iblis memakai seekor ular saat ia menggoda Hawa. Ada beberapa kebenaran yang patut kita renungkan:
a. Mengapa iblis memerlukan ular saat ia menggoda Hawa?
Karena ia adalah roh yang membutuhkan tubuh sebagai “MEDIA”.

b. Mengapa setelah Kej 3:1, iblis tidak lagi memakai ular?
® Waspadai jangan sampai iblis memperalat hidup kita.
Karena sudah ada yang lebih baik dari ular, yaitu manusia. Ular hanyalah alat bagi iblis. Sejak saat itu iblis memakai manusia untuk melaksanakan semua rencana dan kehendaknya. Berapa banyak iblis “memperalat” manusia untuk menjadi alatnya. Iblis memakai tubuh manusia (mulut, tangan dll) untuk mewujudkan niatnya. Berhati-hatilah akan hal ini. Jika kita tidak hati-hati, maka kita akan mengalami pengalaman seperti Petrus saat menarik Yesus ke sampingnya.
Mat 16:21-23
21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Petrus sama sekali tidak menyadari bahwa iblis sedang memperalatnya. Yang iblis lakukan saat hendak “memanfaatkan” tubuh kita adalah dengan menyusupkan kehendaknya dalam pikiran manusia. Disaat pikiran kita menerima idenya, maka segerlah pikiran itu akan “menggerakan” anggota tubuh kita untuk melaksanakan niat dari iblis.

® Iblis sang Dalang.
Ef 6:12
12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Jangan sampai kita terkecoh dengan orang-orang yang melukai dan menghancurkan hidup kita. Karena mereka hanyalah “alat”, yang harus kita serang dan musuhi adalah “oknum” dibalik semua itu, yaitu iblis. Inilah yang membuat Yesus memohon pengampunan bagi orang-orang yang sudah menyiksa dan menyalibkannya.
Luk 23:34
34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Seandainya kita mengerti kebanaran ini dan memandang dengan mata Yesus, maka kita akan memiliki perspektif yang berbeda terhadap orang-orang yang melukai kita.

II. TUHAN MEMBUTUHKAN TUBUH.
Rom 12:1
1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Mengapa Tuhan menginginkan tubuh kita menjadi persembahan dan bahkan sebagai bentuk dari ibadah yang sejati? Karena Dia adalah Roh. Dia membutuhkan tubuh kita untuk dapat menyatakan diriNya di tengah dunia ini. Sangat disayangkan pengertian kita mengenai persembahan dan ibadah adalah seputar kegiatan rutin kita setiap hari minggu.
Kel 2:23-25, 3:7-10
23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
24 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
25 Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka. 7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Sepertinya Tuhan begitu membingungkan dalam kisah ini. Dia mau bertindak untuk menyatakan pertolongannya atas bangsa Israel di Mesir, tetapi mengapa Ia tidak pergi sendiri? Jawabnya adalah karena Ia membutuhkan tubuh Musa untuk menyatakan kuasa atas bangsa Israel yang berada di bawah perbudakan.
1Kor 6:13, 15, 19-20
13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Bukankah Tuhan mengibaratkan diriNya seperti Kepala dan gereja seperti tubuhNya. Apa yang dapat dibuat oleh Kepala tanpa tubuh.

III. KEPADA SIAPA TUBUH INI KITA BERIKAN?
Luk 1:26-38
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Perbedaan Tuhan dengan iblis dalam memakai tubuh kita adalah Tuhan begitu “GENTLE”. Dia meminta izin atau kesediaan dari kita terlebih dahulu, sebelum Dia dapat memakai tubuh kita. Sangat berbeda dengan iblis. Dia tidak pernah minta izin, Dia hanya memanfaatkan setiap kesempatan untuk “MEMPERALAT” hidup dan tubuh kita. Untuk dipakai iblis, tidak perlu kita memberi izin, dia akan sembunyi-sembunyi memakai kesempatan untuk memakai kita, tetapi untuk dapat dipakai oleh Tuhan, maka kita harus memberiNya izin. Sebelum Tuhan dapat memakai Rahim Maria, Dia terlebih dahulu memberitahukan rencanaNya dan memberi kesempatan untuk Maria memberikanNya izin.
Rom 6:12-13
12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Keputusan kitalah yang menentukan tubuh ini kita serahkan kepada siapa. Tubuh kita begitu berharga bagi Tuhan dan iblis.  

ANTISIPASI MASA PENUAIAN

I. SISI LAIN DARI MASA PENUAIAN.
Selama ini kita telah diajar dan mengetahui bahwa berbicara mengenai akhir zaman adalah masa penuaian. Itu sebabnya hari-hari ini gereja Tuhan berdoa supaya tuaian jiwa-jiwa segera terjadi. Kita begitu merindukan terjadinya penuaian sesegera mungkin terjadi. Betapa rindunya kita melihat jiwa-jiwa dijamah dan menerima keselamatan dari Tuhan.
Ada sisi lain dari masa penuaian yang seharusnya kita pikirkan juga. Diatas kita melihat sisi suka cita dari masa penuaian, tetapi pernahkah kita bepikir bahwa jika penuain terjadi maka hal itu akan menuntut suatu tanggung jawab yang besar?
Mat 9:35-38
35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Keprihatinan Yesus saat itu adalah mengenai tidak berimbangnya antara jumlah tuaian dan jumlah penuai. Apakah Yesus hanya mengucapkan statement dan solusi dari kurangnya Penuai adalah berdoa kepada Bapa saja? Jika kita perhatikan, maka Yesus melakukan sesuatu, sebagai solusi dari permasalahan ini. Saat Yesus memurdikanlah yang menjadi solusinya. Dia memiliki 2 aktifitas secara garis besar:
a. Mengajar dan menyembuhkan orang banyak.
b. Meluangkan waktu yang berkualitas untuk memuridkan yang sudah dipilihNya.

II. BELAJARLAH DARI PAHITNYA SEJARAH.
a. Kairos yang terbuang saat Mongolia pada zaman Kublai Khan.
Tahun 1266-1271, melalui beberapa keadaan yang sangat aneh, 3 bersaudara Maffeo, Niccilo dan Marco Polo menjadi penasehat Kublai Khan. Kublai Khan mengajukan berbagai pertanyaan tentang Yesus Kristus. Setelah berita keselamatan karena penyaliban Kristus disampaikan kepadanya, Kublai Khan menangis dan bertanya, “Apakah benar ada Allah yang seperti itu?” Kublai Khan berpesan agar di datangkan 100 orang Misionaris untuk mengajar kekristenan di seluruh wilayah kerajaannya. Pada tahun 1271, misionaris yang datang bukannya 100 orang, melainkan hanya 2 orang, tetapi merekapun melarikan diri pulang karena ketakutan. Ketidak puasan Kublai Khan terhadap kegagalan gereja itu menyebabkan dia mendeklarasikan Budhiesme sebagai agama negara kerajaannya.

b. Kairos yang terbuang saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Setelah PD II berakhir, Jenderal MacArthur, Panglima Perang AS, tiba di Jepang dan melihat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap agam Shinto dan Kaisar Hirohito sudah hancur. MacArthur langsung mengirim pesan kepada para pemimpin Gereja di AS yang berbunti, “Kirimkan 1.000 orang misionaris kepada saya, maka bangsa Jepang akan menjadi bangsa Kristen.” Tetapi iman gereja menjadi lumpuh karena ketakutannya terhadap reaksi masyarakat Jepang pasca bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

c. Kairos yang terbuang saat Indonesia mengalami goncangan di tahun 1965 (masa G30SPKI).
Setelah peristiwa G30S/PKI terjadi masa kairos di Indonesia sehingga dalam 6 tahun (1965-1971) ada lebih dari 7 juta orang di pulau Jawa yang menerima Kristus.

III. MENYIAPKAN DAN MEMBANGKITKAN PENUAI.
Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan mengirimkan tuaian kepada kita? Jika kita sungguh-sungguh percaya, maka dalam masa penantian kita akan berkonsentrasi untuk membangkitkan dan menyiapkan para penuai.

Hal yang harus diingat bahwa untuk menyiapkan penuai dibutuhkan waktu. Bukankah untuk menyiapkan Penuai di zamanNya, maka Yesus membutuhkan waktu selama kurang lebih 3,5 tahun? Kita tidak bisa membuang-buang waktu, karena waktu begitu berharga. Ini waktunya kita bukan hanya memfokuskan diri hanya pada pemulihan. Pemulihan memang dibutuhkan, tetapi setelah jiwa-jiwa di pulihkan, maka mereka harus segera diarahkan, sehingga mereka memiliki visi akan masa depan mereka. AR Bernard suatu kali berkata bahwa Seorang yang tidak memiliki visi akan masa depannya, maka akan cenderung kembali ke masa lalunya. Berilah keberartian hidup pada orang-orang yang telah kita layani, dengan cara memberi visi Ilahi.

IV. METODE APA YANG DIPAKAI?
Selama ini pendekatan yang kita pakai adalah mempersiapkan Penuai lewat modul-modul dalam kelas-kelas yang ada. Pertanyaannya adalah apakah ini salah? Jawabnya adalah tidak! Tetapi kita harus mengevaluasi mengenai efektifitasnya. Sebuah survey membuktikan mengenai jumlah lulusan siswa sekolah Alkitab setiap tahunnya (dari berbagai denominasi) terbukti tidak menjawab akan masalah ini. Mengapa? Karena para Penuai tidak cukup dihasilkan dari sekolah-sekolah. Ada 2 quotation yang perlu kita renungkan:
a. The best time to plant a tree is twenty years ago. The second best time is now.
b. If Jesus had only spent 12 hours a day with His disciples on earth for 3 years and if you compare that to our Sunday-Wednesday Church Going, it would take 36 years for us to be like His disciples. Being Church is living Christianity 24/7, why? simply because Christ lives in us through His Spirit 24/7.

Yesus memiliki 3, 12, 70 dan 120 murid. Ini berbicara mengenai VVIP, VIP, IP. Dengan serius Yesus menginvestasikan hidupNya, waktuNya, tenagaNya untuk mereka. Yang sedang dilakukannya selama 3,5 tahun sebenarnya adalah untuk mempersiapkan Penuai. Inilah yang menjadi solusi dari masalah Mat 9:37-38. Terbukti saat masa Penuaian terjadi dalam Kis 2, 3000 orang dalam sekejap dituai. Kemudian bertambah mencapai bilangan 5.000 jiwa. Maka 120 orang muridlah yang menjadi Penuai-penuai. Pahamilah bahwa Penuai pada saat itu tidak didominasi oleh 12 murid saja. Tetapi murid-murid yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya! Jika Yesus yang menjadi Teladan kita melakukan hal ini, maka mengapa kita tidak melakukan hal yang sama?

V. METODE YESUS DALAM PEMURIDAN.
a. Mentoring sebagai langkah-langkah Pemuridan.
Pernahkah kita mendengar bahwa mentoring yang efektif melibatkan 4 unsur?
• I do, You see.
• I do, You help.
• You do, I help.
• You do, I see.
Mengapa pendekatan sekolah Alkitab menjadi kurang efektif? Karena metode yang digunakan lebih banyak dititik beratkan pada pembekalan materi. Yang lemah dari pendekatan kelas adalah sisi pendampingan (mentoring).
Yesus meluangkan waktu yang berkualitas bersama murid-muridNya, ada waktuNya Ia menyampaikan pengajaran (teori), tetapi pengajaran Yesus juga disertai dengan Praktek (demonstrasi) dari teori yang sudah diajarkanNya. Bandingkan dengan pengajaran-pengajaran kita saat ini: Apakah sisi teori dan demostrasi praktek sudah seimbang? Seorang tidaklah cukup hanya diajari sisi materi, tetapi metode belajar yang luar biasa adalah melalui Visual (demostrasi keteladanan). Dia mendampingi murid-muridNya dan ada saat Yesus mengutus murid-muridNya dengan berdua-dua. Sudahkah metode Yesus juga menjadi metode kita?

b. Pilihlah 12 murid yang akan menerima Fokus dari pembagian kehidupan kita.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menghasilkan murid-muird yang berkualitas, maka akan terbentur pada kapasitas maksimum kita. Karena Pemuridan yang efektif menuntut fokus dari kita. Sudahkah kita memiliki 12 murid? Bahkan sudahkah kita memiliki 3 murid yang menjadi VVIP kita?

c. Kepenuhan Roh Kudus sebagai sesuatu yang mutlak.
Yesus sudah mementor mereka selama 3,5 tahun, tetapi ternyata itu belumlah cukup. Mereka harus dipenuhi dengan Roh Kudus untuk menjadi Penuai yang berhasil. Betapa pentingnya kepenuhan Roh Kudus sebagai kesempurnaan dari proses mentoring yang telah dilakukan. Boleh saja kita telah mengajar banyak murid-muird kita lewat pengajaran dan keteladanan, tetapi sebelum mereka dipenuhi oleh Roh Kudus, maka mereka belum siap bertindak sebagai penuai.

Minggu, 20 September 2009

CAN'T YOU FEEL THE LOVE TONIGHT?

Dalam sountrack film animasi Lion King, Elton John menyanyikan lagu yang berjudul: Can't You feel the Love tonight. Kasih ternyata bukan hanya untuk dikatakan, melainkan harus dapat dirasakan.

Boleh-boleh saja kita berkata bahwa selama ini kita mengasihi Tuhan, tetapi pertanyaannya adalah apakah Tuhan merasa dikasihi oleh kita

Jangan sampai kasih kita kepadaNya barulah sebatas pernyataan dan nyanyian, tetapi belum diwujudkan dalam tindakan nyata. Kasih kita kepada Tuhan seharusnya diekspresikan dalam tindakan ketaatan dan hasrat untuk selalu memberi yang terbaik.

Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Roh Kudus, maka kita akan merasa terluka saat kita melakukan tindakan-tindakan yang melukai perasaanNya. 

Sudah waktunya kasih kita kepada Tuhan dapat dirasakan olehNya. Oh God.... Can't You feel the love today?

Senin, 14 September 2009

SEKEDAR TAHU

Banyak orang percaya yang sebenarnya baru mencapai tahap "mengetahui" kebenaran. Seharusnya setiap kita mencapai tahap "mengerti". Sekedar tahu belum banyak berdampak dalam kehidupan kita. Saat mengerti, maka pemahaman kita akan membuat hidup ini menjadi makin berkualitas. Janganlah puas dan berhenti di titik "tahu". Berjuanglah untuk memiliki pemahaman yang mendalam terhadap kebenaran. Ujian kehidupanlah yang akan menyingkapkan, apakah selama ini kita sekedar tahu ataukah sungguh memiliki pengertian yang mendalam. Semoga setiap kita bertumbuh dalam pemahaman akan kebenaran.

Sabtu, 12 September 2009

KAPANKAH KITA SADAR?

Seperti si bungsu dalam kisah anak yang hilang, setiap orang suatu saat pasti akan mengalami pengalaman: "lalu ia menyadari keadaannya". Kesadaran bahwa selama ini ia telah menyimpang dari kebenaran. Kesadaran semacam inilah yang membuat orang ini berniat kembali ke jalan yang benar. Hanya masalah waktu saja. Ada yang cepat, tetapi ada yang datang sangat terlambat, setelah semuanya hancur.
Bagi beberapa orang, dibutuhkan kehancuran untuk menyadarkan mereka. Harta yang ludes tidak membuat si bungsu menyadari keadaannya. Dibutuhkan pengalaman "kandang babi" untuk menyadarkannya. Kita membutuhkan hati yang peka terhadap teguran yang lembut dari Roh Kudus. Sangat disayangkan seringkali kita "menyepelekan" teguran-teguran tersebut dan mengeraskan hati kita.

Kamis, 10 September 2009

TUNDUK PADA SIAPA?

Ibr 13:17, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."

Jika kita membaca ayat diatas, maka Alkitab mengajarkan sebuah keseimbangan dalam dunia kepemimpinan. Bagian dari orang-orang yang dipimpin adalah untuk TAAT dan TUNDUK pada pemimpin mereka. Bukankah ini yang diajarkan di banyak gereja selama ini? Tema yang diusung adalah TUNDUK PADA OTORITAS. Selama ini jemaat diajar untuk memiliki "penundukan diri" pada para pemimpin. Sayangnya kebenaran ini barulah separuh dari kebenaran, karena ayat selanjutnya berbunyi "Sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu." Inilah yang seringkali dilupakan oleh para pemimpin. Mereka mengharapkan bahkan cenderung untuk menuntut ketaatan dan penundukan diri dari orang-orang yang dipimpinnya. Alkitab mengajarkan ada tanggung jawab untuk para pemimpin, yaitu berjaga-jaga atas jiwa dari orang-orang yang Tuhan percayakan dibawah kepemimpinan kita. 

Mengamati Gereja Tuhan hari-hari ini, seringkali terjadinya pemberontakan terhadap para pemimpin. Saya bisa memahami penyebab terjadinya pemberontakan pada otoritas (walaupun tidak membenarkan pemberontakan mereka), karena pemberontakan terjadi disaat para pemimpin cenderung untuk "memaksakan" otoritas, tetapi tidak diimbangi dengan tanggung jawab untuk berjaga-jaga atas jiwa mereka. Lucu rasanya jika seorang ayah yang tidak pernah bertanggung jawab dan menyatakan kasihnya kepada si anak dan mengharapkan si anak mengasihi dan menghormatinya. Berbeda jika sang ayah telah melakukan fungsi dan tanggung jawabnya, maka si anak akan dengan suka rela menundukan diri di bawah otoritas sang ayah. Jangan salahkan saat orang-orang yang kita pimpin mengalami kesulitan dalam Tunduk dan Taat kepada kita, seringkali itu terjadi karena kita belum mengerjakan tanggung jawab kita, yaitu berjaga-jaga atas jiwa mereka. Menurut pendapat saya Otoritas seharusnya lahir secara alami dan bukan dipaksakan! Bagi para pemimpin, fokuslah pada tanggung jawab kita dengan berjaga-jaga atas jiwa mereka. Karena jika kita sudah mengerjakan tanggung jawab kita, maka secara alami orang-orang itu akan dengan "suka rela" menundukan diri dibawah kepemimpinan kita

Tulisan ini tidak bertujuan membangkitkan pemberontakan orang-orang yang merasa tidak puas karena mereka tidak merasa dijaga oleh pemimpin mereka. Tulisan ini saya tujukan bagi para pemimpin supaya kita menyadari ada tanggung jawab yang sangat besar dan berat di hadapan Tuhan. Pemimpin bukan berbicara mengenai Kedudukan, Posisi dan Jabatan, melainkan FUNGSI! Mari kita tumbuhkan hati Bapa dan hati seorang Gembala yang baik (bukan Gembala Upahan) terhadap orang-orang yang kita pimpin. Nasehat saya bagi saudara yang berada di bawah kepemimpinan seorang pemimpin yang tidak melaksanan fungsi dan tanggung jawabnya adalah tetaplah menghormati mereka. Walaupun pemimpin kita belum (tidak) berfungsi, tetaplah hargai mereka. Mengapa kita melakukannya? Seperti Daud yang tetap menghormati Saul, demikianlah kita tetap memelihara rasa hormat karena kita melakukannya untuk Tuhan! Akhirnya bagi para pemimpin, pertanyaan yang harus kita renungkan adalah Sudahkah kita berjaga-jaga atas jiwa mereka?

Senin, 07 September 2009

MEMBUAT YESUS MURKA

Saat membaca kisah Yesus menyucikan Bait Allah dalam Yoh 2:13-16, ada hal yang mengganggu hati saya saat membacanya. Yesus terlihat begitu marah, bahkan nampak Ia begitu “MURKA”. Ia membuat cambuk untuk mengusir orang yang berjualan beserta binatang-binatang yang ada. Bukan hanya itu saja, tetapi Ia melanjutkan dengan meja-meja dibalikanNya dan uang penukar-penukar uang dihamburkanNya. Berdasarkan pengamatan saya, belum pernah semasa keberadaanNya didunia, Ia semarah seperti saat itu! Apa penyebab kemarahanNya??? Saat Ia melihat Bait Allah yang seharusnya menjadi rumah doa, tetapi menjadi tempat berdagang. Saat itu Yesus sedang menggembalikan fungsi Bait Allah. Bait Allah menjadi tempat berbisnis. Ini adalah kekejian dimata Tuhan!

Perhatikan apa yang membuatNya Marah? Apakah membuat kita marah juga? Seharusnya apa yang membuatNya marah, tidak kita lakukan! Sangat disayangkan dalam zaman sekarang ini praktek yang sama seringkali terjadi. Gereja bukan lagi menjadi tempat dimana orang mencari Tuhan dan mengenal Tuhan dalam ketulusan, tetapi menjadi tempat berbisnis. Bukan Yesus yang sebenarnya menjadi Tuhan, melainkan Mamon. Jika 2000 tahun lalu Yesus begitu marah, maka bagaimana Dia tidak akan marah saat melihat hal yang sama terjadi? Ada “oknum-oknum” tertentu yang menjadikan Gereja sebagai tempatnya mencari nafkah dan mengumpulkan kekayaan pribadi. Seringkali sudah hilangnya kemurnian dalam Gereja Tuhan di hari-hari ini. Bagaimana mungkin di tempat seperti itu Tuhan dapat menyatakan kemuliaanNya? Biarlah ada kemarahan yang kudus dalam diri setiap kita saat terjadi penyelewengan dalam Gereja Tuhan… Kemarahan yang saya maksud adalah saat kita menjauhkan diri dari hal-hal yang membuatNya menjadi MARAH dan mengejar kemurnian. 

Doa saya kepada Tuhan adalah: “Maukah Engkau melakukannya lagi di zaman kami?” Sucikan GerejaMu dari semua kecemaran, ketamakan, penyimpangan yang ada… Supaya kemuliaanMu dapat dinyatakan bagi dunia ini…. Singkirkanlah semua ketidak murnian dari gerejaMu….

Jumat, 04 September 2009

APA KIRA-KIRA YANG AKAN DILAKUKAN YESUS?

Sebuah pertanyaan yang membutuhkan perenungan saat kita berusaha menjawabnya adalah: Apakah yang akan Yesus lakukan saat Ia hidup di zaman kita sekarang ini? Apakah Dia akan melakukan apa yang selama ini kita lakukan? Mengapa pertanyaan ini harus kita jawab?
Apakah jika Yesus hidup di zaman kita, maka yang dilakukanNya adalah mengumpulkan dana untuk membangun sebuah gedung gereja yang megah? Apakah Dia akan menyibukan diri dengan aktifitas gerejawi? Menjadi seorang Gembala, menjadi seorang Worship Leader yang diurapi ataukah aktifitas agamawi yang selama ini kita kenal?
Yang Yesus lakukan saat Ia berada didunia adalah justru berseberangan dengan Ahli Taurat dan orang Farisi pada zaman itu. Sebuah pertanyaan lagi adalah siapakah yang kita teladani saat ini: apakah Yesus ataukah justru yang kita lakukan adalah apa yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi? Sudah waktunya kita mengevalusi, berpikir untuk kemudian mengambil keputusan. Pekerjaan siapakah yang akan kita lanjutkan: Yesuskah? atau Ahli Taurat & orang Farisi? Hanya anda sendiri yang dapat memutuskannya....

Kamis, 13 Agustus 2009

KETIDAK NYAMANAN PENYEBAB PERSUNGUTAN

Jika kita memperhatikan kapan bangsa Israel yang sedang berada dalam perjalanan ke tanah Perjanjian bersungut-sungut? Ternyata itu terjadi disaat kenyamanan mereka terganggu. Disaat ketiadaan air, disaat mereka menginginkan daging. Bukankah ini yang terjadi dalam kehidupan keseharian kita? Disaat kenyamanan kita terusik, maka reaksi kita adalah bersungut-sungut. 
Dosa persungutan adalah salah satu penyebab bangsa Israel gagal memasuki Kanaan mereka. Ini jugalah yang menjadi penyebab kehidupan banyak orang percaya hari-hari ini gagal mengalami kemaksimalan. Bagaimana caranya untuk kita lolos dari perangkap ini? 
Mulailah memahami jalan Tuhan, Dia sangat serius dalam mendidik kita. Dia jauh lebih tertarik mendidik kita daripada sekedar memberkati kita. Saat Dia mendidik, maka pastilah kenyamanan kita akan terganggu. Seolah-olah semuanya menjadi kacau dan tak terkendali! Ingatlah selalu bahwa Dia adalah Bapa yang sangat mengasihi kita. Suatu kali Leighton Ford menuliskan Quotation yang sangat memberkati: “God loves us the way we are, but too much to leave us that way.” Surat Ibrani 12 menjelaskan dengan jelas bahwa bukti kasih sayangnya sebagai Bapa adalah dengan mendidik dan mendisplin kita. Bersyukurlah kepada Tuhan saat kenyamanan kita terganggu, karena saat itulah bukti nyata bahwa Bapa sedang mengekspresikan kasihNya kepada kita.

Rabu, 12 Agustus 2009

HATI ORANG SIAPA YANG TAHU?

Pernahkah mendengar atau membaca statment: Hati orang siapa yang tahu? Benarkah kita tidak bisa mengetahui hati kita dan orang lain? 
Matius 12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
Matius 15:18
18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Membaca 2 ayat diatas, maka kesimpulan yang didapat adalah kita dapat mengetahui keadaan hati seseorang dilihat dari apa yang diucapkannya. Jika perkataan seseorang penuh dengan kepahitan, maka itu menunjukan bahwa hatinya pahit. Jika perkataan seseorang dipenuhi dengan ketakutan atau kekuatiran, maka itu membuktikan hatinya sedang dikuasai oleh ketakutan. Jika seseorang mengucapkan hal-hal yang cabul, maka itu menujukan percabulan ada di hatinya. 
Mengapa kebenaran ini begitu penting? Sehat atau tidaknya hati dapat diketahui dengan memperhatikan apa yang kita katakan. Jika perkataan kita sudah bernada kepahitan terhadap seseorang, maka segeralah untuk membereskannya. Sadari dan akui bahwa hati kita telah pahit (kecewa, terluka) terhadap orang itu. Jangan biarkan kepahitan semakin merusak kehidupan kita. 
Demikian juga dengan mendengar apa yang dikatakan oleh teman-teman kita, maka kita dapat saling menjaga dengan mengingatkan akan keadaan hati mereka. Kebenaran ini akan menolong kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan.

Selasa, 04 Agustus 2009

APAKAH WAKTU ITU?

Dalam buku Sukses Bukanlah Sebuah Kebetulan tulisan Tommy Newberry menulis:

Waktu adalah sumber daya yang unik; tidak kelihatan, tidak mungkin diubah dan tidak mungkin dihentikan. Semua orang mempunyai waktu yang sama. Anda dan saya harus hidup 86.400 detik, 1.440 menit atau 24 jam setiap harinya. Berarti 168 jam setiap minggunya, kira-kira 720 jam per bulannya, 8.640 jam per tahunnya, 177.800 jam selama dua puluh tahun berikutnya dan kira-kira 691.200 jam dalam seumur hidup kalau seorang hidup hingga usia delapan puluh.

Lihatlah waktu sebagai sesuatu yang sangat berharga dan bernilai. Belajarlah untuk bertumbuh dalam hikmat dan kebijaksanaan sehingga kita bisa mengetahui bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada secara tepat. Seandainya setiap kita menyadari betapa berharganya waktu itu, maka kita akan memanfaatkan sebaik-baiknya. Evaluasilah bagaimana cara kita mengisi waktu dalam kehidupan ini. Apakah kita mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat ataukah justru mengisinya untuk mengerjakan perkara yang sia-sia?

ESENSI DISIPLIN

Penghalang untuk seseorang menjadi pelaku Firman adalah karena orang tersebut belum menaklukan perasaannya. Seringkali kita mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan, sayangnya terbentur pada perasaan yang tidak mendukung. Mood seringkali harus kita waspadai. Betapa berbahayanya jika kita bergantung pada "mood" untuk melakukan sesuatu. 

Jika mood kita sedang mendukung, maka kita akan berdoa dan membaca Alkitab, tetapi sebaliknya jika sang mood sedang tidak mendukung, maka kita enggan untuk melakukannya. Luk 5:4-5

4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."


Percayalah saat itu sebenarnya Simson tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. Semua hal tidak mendukungnya untuk mentaati apa yang menjadi perintah Yesus. Logikanya, pengalamannya dan bahkan perasaannya tidak memberi dukungan untuk dia taat. Kunci dari keberhasilannya terletak saat ia "MEMUTUSKAN" untuk mentaati Yesus. Turning Point terjadi dalam kehidupannya, dari seorang gagal menjadi seorang yang berhasil

Ada banyak diantara kita yang mengharapkan terobosan, perubahan dalam kehidupan. Mulailah untuk melakukan sesuatu apa yang seharusnya kita lakukan. Tidak peduli perasaan kita sedang mendukungnya atau tidak. Belajarlah untuk menaklukan perasaan kita. Ketaatan selalu diawali dengan KEPUTUSAN. Putuskan untuk mengampuni, meskipun perasaan kita tidak ingin melakukannya. Esensi dari Disiplin adalah memutuskan untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Kamis, 23 Juli 2009

MENGENALI PIMPINANNYA

Dalam tulisan yang lalu, kita telah belajar untuk mencapai apa yang Dia rencanakan bagi kita, maka dibutuhkan pimpinan Roh Kudus. Setiap kita memiliki kerinduan untuk dipimpin olehNya. Hanya sayangnya untuk dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita harus "MENGENALI" pimpinanNya. Langkah pertama untuk dapat dipimpin oleh Roh Kudus adalah dengan kita mengenali suaraNya saat Ia berbicara kepada kita
Kegagalan seseorang dalam mengenali suara Roh Kudus akan berakibat kegagalan kita dipimpin olehNya. Sangat disayangkan tidak ada jalan pintas untuk mengenali suaraNya. Dibutuhkan proses dan waktu untuk kehidupan seseorang dapat mengenali suara Roh Kudus. Janganlah belajar berenang saat banjir telah tiba, karena itu sudah terlambat. Banyak dari orang percaya yang menyadari betapa pentingnya mengenali suara Roh Kudus disaat-saat yang genting dalam kehidupannya. Saat tekanan begitu menekan sehingga kita mengalami kesesakan hidup yang luar biasa. Jika disaat-saat seperti ini kita baru belajar mengenali suaraNya, maka dapat dipastikan kita akan mengalami kesulitan.
Gunakan waktu setiap hari, baik dalam keadaan suka ataupun duka, untuk membangun hubungan dengan Roh Kudus. Biarlah kita tidak mendominasi pembicaraan kita denganNya. Berilah kesempatan untuk Dia pun berbicara. Bangunlah hubungan persahabatan dengan Tuhan secara konsisten, maka tanpa kita sadari kepekaan kita dalam mengenali suaraNya akan bertumbuh dengan sendirinya. Inilah yang akan memudahkan kehidupan kita dipimpin olehNya.

ROH KUDUS SANG PENUNJUK JALAN

Pernahkah kita berpikir bahwa salah satu tujuan Roh Kudus hadir dalam kehidupan kita adalah untuk memimpin kita? Tuhan telah merencanakan dan mempersiapkan banyak hal yang indah dan luar biasa untuk kita capai. Masalahnya adalah untuk sampai ke tempat itu, maka Roh Kuduslah yang akan memimpin kita.

Yang menjadi masalah adalah sudahkah dalam keseharian, kita memohon dan memberi diri untuk dipimpin olehNya? Kebergantungan kita akan pimpinanNya seringkali terhambat karena kita merasa "bisa" dan "mampu" berjalan dalam kehidupan kita. Sudahkah kita melibatkan Dia, disaat kita mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupan ini? Keangkuhan dan kesombongan kitalah yang menjadi penghalang untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Seringkali dibutuhkan kegagalan demi kegagalan untuk menyadarkan bahwa kita membutuhkan Dia. Mustahil untuk mencapai apa yang Dia rencanakan dan siapkan bagi kita, tanpa hidup ini dipimpin oleh Roh Kudus. Biarlah kebergantungan akan pimpinanNya semakin bertumbuh dalam hati kita. Kesadaran akan betapa rapuh dan lemahnya hidup kita tanpaTuhan akan menolong tingkat kebergantungan kita akan Dia.

Jumat, 17 Juli 2009

DISHARMONISASI DENGAN ROH KUDUS

Setiap kita mengharapkan pemulihan dalam area berbeda. Ada yang merindukan pemulihan di area keuangan, area rumah tangga, area kehidupan rohani. Hanya sayangnya mengharapkan pemulihan saja tidak membuat kita mengalaminya. 
Berapa hari lalu disaat berdoa bersama dengan komunitas, Tuhan berkata bahwa Semua Pemulihan harus dimulai dari PULIHNYA HUBUNGAN KITA DENGAN ROH KUDUS. Bagaimana mungkin kita mengharapkan pemulihan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, jika selama ini terjadi DISHARMONISASI dengan Roh Kudus? 
Jadikan HARMONIS dengan Roh Kudus sebagai prioritas kita. Itulah yang seharusnya menjadi fokus kita. Mulailah menata mezbah pribadi yang sudah roboh. Bukankah Tuhan jauh lebih berharga dan bernilai dari semua yang dapat Dia berikan bagi kita? Ataukah mungkin bagi kita berkatNya jauh lebih berharga dari pribadiNya? Seandainya hubungan kita dengan Roh Kudus mengalami pemulihan, maka akan terjadi "efek domino" dalam area-area kehidupan kita. Pemulihan akan terus berlanjut dalam setiap area kehidupan kita. Inilah waktunya untuk kita bertanya kepada diri sendiri: Bagaimanakah hubungan pribadiku dengan Roh Kudus???

ADA TERTULIS

Setiap orang percaya cepat atau lambat akan mengalami dan melewati pengalaman Padang Gurun. Tuhan Yesus sendiri pun mengalami hal ini. Padang Gurun adalah tempat kita diuji, disanalah karakter kita dimurnikan. Pengalaman ini begitu menyakitkan karena "sepertinya" Tuhan meninggalkan kita. Seolah-olah Dia meninggalkan kita sendirian untuk menghadapi semua tekanan dan godaan yang ada (sesungguhnya Dia tidak pernah tinggalkan bahkan Dia memberi kita kekuatan untuk mengatasi semua tantangan yang ada). 
Jika kita melihat teladan yang ditinggalkan oleh Tuhan Yesus dalam masa-masa padang Gurun, maka ada satu pelajaran yang sangat luar biasa.  Kuncinya adalah "ADA TERTULIS". Di Padang Gurun kita harus bersandar pada apa yang tertulis dalam Firman Tuhan lebih dari apa yang kita lihat dan rasakan dalam perasaan kita. Seringkali keadaan menjadi bertambah buruk karena kita mengizinkan perasaan mempengaruhi cara berpikir kita. Kembalilah pada apa yang tertulis dalam FirmanNya. Itulah yang membuat kehidupan kita kokoh dan tidak mudah digoyahkan oleh apapun! Perasaan kita akan berkata bahwa Tuhan telah menolak dan meninggalkan kita, tetapi ADA TERTULIS mengatakan Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Thanks God untuk ADA TERTULIS!

Rabu, 15 Juli 2009

UJIAN KESUNGGUHAN

Ada dua tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang yang rindu untuk bersekutu dengan Tuhan. Tantangan yang pertama adalah datangnya dari iblis yang berusaha untuk mengacaukan fokus kita. Dia memakai faktor eksternal untuk menghalangi atau menghambat kita mengalami persekutuan yang dalam bersama dengan Tuhan. 
Tetapi tantangan yang kedua adalah datangnya dari Tuhan sendiri. Apa tidak salah? Jika kita memperhatikan kehidupan Tuhan Yesus saat berjalan di dunia, maka ada waktu-waktu tertentu Ia tidak langsung menanggapi orang yang datang mencari Dia. Ini dilakukanNya bukan karena Ia sedang "jual mahal". Mengapa Ia melakukan hal ini? Karena Ia sedang menguji kesungguhan hati dari mereka yang mencari Dia. Lihatlah saat Bartimeus berseru-seru memanggilnya dan perempuan Kanaan yang datang meminta pertolonganNya. 
Ibr 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Setiap kita pasti akan melewati ujian "kesungguhan hati" saat kita mencari Dia. Ada saat-saat dimana sepertinya Tuhan tidak peduli dengan kedatangan kita. Jangan pernah kecil hati dan tawar hati, jika seolah-olah Ia tidak menghiraukan kita. Jangan lemah jika sepertinya Ia tidak meresponi kedatangan kita. Masa-masa ini hanyalah menunjukan seberapa besar kerinduan dan kesungguhan hati kita padaNya. Sesungguhnya Dia adalah pribadi yang sangat merindukan saat kita datang padaNya. 

Selasa, 14 Juli 2009

DATANGLAH... PERGILAH...

Tony Horsfall dalam bukunya Rhytmns of Grace menulis sesuatu yang patut untuk kita renungkan:

Ada dua kata yang hebat dalam Injil yaitu 'datanglah' dan 'pergilah'; yang pertama adalah kata yang mengundang, sedangkan yang lainnya adalah kata yang memerintah. Hal yang pertama, berbicara tentang keintiman, sedangkan yang kedua tentang aktivitas. Kedua-duanya penting dalam kehidupan Kristen, namun kedatangan kita kepada Yesus harus selalu mendahului kepergian kita darinya. Dari beberapa, ada yang terlalu ingin 'pergi' dan tak cukup 'datang'. Akibatnya adalah semangat keagamaan yang miskin, dangkal dan kurang terhayati. Pada saat ini, Roh mengingatkan kita kembali bahwa undangan ilahi Yesus untuk memiliki hubungan intim denganNya yang merupakan prioritasNya dan menjadi dasar dari segala sesuatu yang lain dalam kehidupan Kristen.

Sabtu, 20 Juni 2009

ULAR TANGGA

Ini adalah komentar Ko Stephanus Herry (penulis buku Pengabdian yang Ternoda) dalam FB saya hari ini, sangat memberkati untuk menjadi perenungan bagi kita:
Jika kita renung2, hidup kita ini seperti permainan ular tangga, salah2 kita bisa menginjak ular dan terjadilah penurunan. Tapi apabila bertemu tangga, maka kita mengalami pertambahan dan penaikan. Karena itu, betapa penting hidup kita bergantung kepada Tuhan, sehingga setiap langkah kita berada dalam bimbingan-Nya. Ketika seseorang berjalan dalam anugerah-Nya, maka kita melihat sebuah pembedaan yang dikerjakan oleh Tangan Tuhan di dalam hidupnya.

Jumat, 19 Juni 2009

BUANGLAH!

Hal yang memprihatinkan saat melihat keadaan dari tubuh Kristus hari-hari ini. Terjadinya sebuah pertumbuhan dalam pengetahuan akan kebenaran, tetapi tidak disertai dengan pertumbuhan dalam kehidupan. Dengan berlalunya waktu, maka kita makin banyak mengetahui kebenaran demi kebenaran. Ini adalah merupakan hasil dari pembelajaran sebagai seorang murid. Kita akan menjadi semakin "kritis" dalam mengamati dan meresponi segala sesuatu yang terjadi disekitar kita. Tetapi jika kita tidak berhati-hati, maka kita hanya akan menjadi "Kritikus". 
Ams 4:23 berkata bahwa Tuhan memerintahkan untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Betapa kita harus berfokus pada hati, menjaganya agar tetap terjaga kemurniannya. Sebab jika tidak, maka aliran kehidupan itu menjadi terhambat.
Berulang kali kita menjumpai kata BUANGLAH dalam Firman Tuhan. Tuhan memerintahkan untuk kita membuang segala bentuk kejahatan, kepahitan dan masih banyak lagi. Mengapa harus dibuang? Karena jika semua itu tetap tinggal dalam hati kita, maka percayalah bahwa kehidupan Tuhan yang seharusnya terpancar, menjadi terhambat. Bagian Roh Kudus adalah  menunjukan hal-hal yang harus kita buang (Penginsyafan),  Sedangkan bagian kitalah yang memutuskan untuk membuang semua sampah-sampah yang mencemari hati kita. Rajinlah dalam menjaga kemurnian hati, agar kita dapat bertumbuh dalam kehidupan. Disaat hati kita terjaga kemuriniannya, maka betapa dasyatnya dampak dari kebenaran yang kita ketahui

Minggu, 14 Juni 2009

MODAL KEPERCAYAAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan ini, maka dibutuhkan 2 macam kepercayaan. Yang pertama adalah Kepercayaan kita kepada Tuhan (IMAN).  Yang kedua adalah Kepercayaan Tuhan kepada kita. Dua hal inilah yang menjadi syarat untuk mengalami kesuksesan dalam panggilan kita.

Percayakah kita bahwa Dia menginginkan kita berhasil? Percayakah kita bahwa Dia telah menyediakan semua yang kita butuhkan untuk mencapai keberhasilan? Bukankah Kasih Karunia dan Hikmat yang berasal dari Tuhan adalah modal untuk kita mencapai keberhasilan dalam kehidupan ini?

Yang kedua adalah apakah Tuhan dapat mempercayai kita? Dalam hubungan seorang Pemilik dan Pengelola, maka kepercayaan adalah modal yang utama. Lebih dari semua skill, kharisma yang dimiliki oleh seseorang, maka kualitas hidup yang dapat dipercaya menjadi syarat utama. Ada banyak hal yang sebenarnya ingin Bapa percayakan kepada kita, hanya sayangnya kita kurang memiliki pengertian dan tanggung jawab sebagai seorang pengelola. Setialah pada perkara yang kecil, supaya Bapa dapat mempercayakan banyak hal lagi dalam kehidupan kita. Belajarlah jadi seorang pengelola yang bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan Tuhan pada kita, sehingga kita didapati sebagai orang kepercayaannya Tuhan...

Jumat, 12 Juni 2009

PENGANGKATAN

Hari-hari ini berita mengenai Pengangkatan Gereja mulai terdengar lagi. Beberapa hamba Tuhan kembali mengingatkan Gereja Tuhan untuk bersiap. Ada berbagai tanggapan baik yang Pro dan ada juga yang Kontra. Ketika saya merenungkan hal ini, ada sebuah pertanyaan yang membuat saya berpikir, "Apakah saya termasuk orang yang sedang merindukan kedatanganNya?" Saya tersadar bahwa yang lebih penting dari kapan terjadinya waktu pengangkatan adalah kondisi hati saya yang benar dihadapanNya. Apakah PASSION for Him masih ada dalam hati saya? 
Menurut pendapat saya, berita mengenai Pengangkatan Gereja harus disikapi sebagai suatu Warning (Alarm Pengingat) bagi kita. Jika Dia datang saat ini, apakah hati kita layak menyambutNya? Bukankah kita adalah mempelaiNya? Apakah Gairah, Kerinduan akan Yesus masih ada dalam hati kita?  Atau jangan-jangan hati kita sudah mulai tawar...  Bisa saja kita masih memiliki prestasi rohani seperti jemaat Efesus dalam Why 2, tetapi yang terpenting dari semuanya adalah hubungan kasih antara kita dengan Dia. Koreksilah kondisi hati kita, evaluasilah hubungan pribadi kita dengan Dia, mintalah untuk Roh Kudus menginsyafkan keadaan kita yang sesungguhnya.

APA YANG PENTING?

Yang menjadi harapan dari setiap kita adalah bukan sekedar hidup, melainkan memiliki kehidupan yang berkualitas. Terlalu banyak orang yang sekedar hidup, tetapi kehidupannya tidak berkualitas.

Berkualitas atau tidaknya kehidupan ini salah satunya ditentukan oleh apa yang kita anggap penting dalam hidup ini. Bukankah apa yang kita anggap penting akan menentukan prioritas dalam kehidupan ini. Sayangnya banyak yang kita anggap sebagai sesuatu yang penting, sesungguhnya bukan hal-hal yang penting. Firman Tuhan harus menjadi patokan (Tolak ukur) untuk menentukan sesuatu yang penting, karena jika tidak maka kita akan rancu dalam menentukan pilihan-pilihan.

Sebagian orang mengganggap uang adalah penting, tidak heran jika prioritas hidupnya adalah bagaimana untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Ada juga yang mengganggap hobinya sebagai sesuatu yang penting. Sebagian yang lain menganggap penting kariernya, itu sebabnya ia kurang mempedulikan untuk menyediakan waktu bagi keluarganya. Pernahkah kita mengevaluasi hal-hal apa sajakah yang kita anggap penting dalam hidup ini? 

Dibutuhkan hikmat untuk memiliki hati yang bijak, sehingga apa yang kita anggap dan tempatkan sebagai sesuatu yang penting, itu semua memang hal-hal yang penting. Apakah menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan merupakan sesuatu yang penting? Karena jika benar, maka kesibukan tidak akan menjadi penghalang untuk kita melakukannya. Bukankah kita selalu memiliki waktu untuk sesuatu yang kita anggap penting? Bagi kita, makan adalah sesuatu yang penting, itu sebabnya walaupun kesibukan kita begitu menumpuk, maka kita akan tetap menyediakan waktu untuk melakukannya. Semoga kita adalah orang-orang yang tepat dalam menentukan dan memutuskan sesuatu yang benar-benar penting dalam kehidupan ini.

Rabu, 10 Juni 2009

KEKEKALAN VS KEKINIAN

Pernahkah kita berpikir bahwa kita diciptakan dengan kekekalan? Artinya kita akan hidup selama-lamanya. Bukankah kita adalah mahluk roh, yang memiliki jiwa (pikiran, emosi dan kehendak) dan tinggal dalam tubuh. Tubuh ini akan mengalami kematian, tetapi tidak demikian dengan roh kita. 
Hal yang menyedihkan adalah kita selalu berfokus pada kekinian kita sehingga cenderung melupakan untuk mempersiapkan kekekalan kita. Ayah rohani saya, yaitu bapak Cornelius Wing suatu kali pernah membuat pernyataan bahwa Kita akan mengalami dua kemungkinan: menyesal untuk selamanya atau bahagia selamanya. Tidak ada yang salah dengan kekinian kita, tetapi sayangnya seringkali perhatian, energi hanya kita habiskan untuk mengurus segala sesutu yang bersifat kekinian (masa kini kita). Bukankah apa yang kita lakukan selama hidup ini akan menentukan keadaan kekekalan kita?
Jangan biarkan iblis mengacaukan perhatian kita, sehingga kita melupakan betapa penting dan berartinya untuk kita mempersiapkan kekekalan kita. Bagaimana caranya untuk mempersiapkan kekekalan kita?
Sudahkah kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita?
Jika kita sudah menerimaNya, maka pertanyaan berikutnya adalah apa usaha kita untuk dapat mengenal Dia (bukan sekedar tahu tentang Dia)?
Karena lewat mengenal PribadiNyalah, maka kita akan mengetahui apa yang menjadi rencana dan kehendakNya atas kehidupan ini. Pada akhirnya  yang diinginkanNya dari hidup ini adalah kita memenuhi seluruh Destiny Ilahi yang telah ditetapkannya bagi kita. Berhentilah sejenak dari semua kesibukan, mulailah luangkan waktu untuk berpikir: Sudahkah saya mempersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh KEKEKALAN saya? Semoga kita tidak akan menyesal untuk selamanya, tetapi bahagia sampai selama-lamanya....

DIBERSIHKAN SUPAYA LEBIH BANYAK BERBUAH

Dalam Yoh 15:2 ditulis bahwa setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Ada beberapa hal yang menarik untuk direnungkan:
1. DibersihkanNya.
Kata Nya artiya yang membersihkan kehidupan kita adalah Tuhan. Roh Kudus adalah Pribadi yang diutus oleh Bapa untuk "membersihkan" kehidupan kita.  
2. Supaya lebih banyak berbuah.
Tujuan dari pembersihan adalah supaya kehidupan kita mengalami kemaksimalan dalam menghasilkan buah-buah kehidupan. Dengan kata lain seringkali kita belum mengalami kemaksimalan karena kita menolak saat Roh Kudus membersihkan.
3. Bagaimana cara Dia membersihkan kita?
Kapan Roh Kudus membersihkan kehidupan kita? Itu terjadi saat Roh Kudus menginsyafkan (menegur dengan menunjukan) akan kesalahan atau dosa. Putuskan untuk segera membereskannya. Dititik inilah betapa pentingnya memberi respon dengan kelembutan hati (bukan dengan kekerasan hati). Seringkali kita "NGEYEL" saat Roh Kudus memberi teguran. Ganti dari mengakuinya dan bertobat, justru banyak kali kita mencoba untuk membela diri dengan tujuan untuk membenarkan diri sendiri. Jika kita terus melakukannya, maka itu hanya akan berdampak negatif, karena bagaimana mungkin menghasilkan buah yang bertambah lebat?  

Selasa, 09 Juni 2009

MENIKMATI KEJATUHAN ORANG LAIN

Berapa waktu lalu saat berbincang-bincang dengan seorang teman, ia bercerita bahwa ada sebuah gereja yang saya kenal sedang diambang perpecahan. Yang anehnya adalah mengapa ada perasaan senang saat saya mendengar berita ini?
Hari ini saat saya mengingat kembali akan berita ini, ada sebuah pertanyaan yang saya ajukan pada diri sendiri, "Mengapa ada perasaan senang saat mendengar berita ini? Bukankah seharusnya saya bersedih dan berdoa bagi mereka, sehingga perpecahan itu dapat dihindarkan?" 
Ternyata Roh Kudus sedang menginsyafkan mengenai keadaan hati saya yang sesungguhnya yaitu sudah terjadi pencemaran didalamnya. Saya bertobat meminta pengampunan Tuhan atas perasaan saya yang "jahat" ini. Saya lanjutkan dengan mengambil keputusan untuk berdoa bagi mereka dan meminta anugerah Tuhan dapat dinyatakan dalam gereja ini. Apakah ini yang dimaksud dengan menjaga hati dengan segala kewaspadaan?
Bukankah seringkali kita mengalami perasaan yang serupa? Saat kita mendengar atau mengetahui ada seorang yang "kurang kita sukai" (yang mungkin pernah melukai kita di masa lalu) dan mereka sedang berada dalam masalah besar atau kejatuhan, bagaimana perasaan kita? Suka cita atau justru duka cita saat mengetahui berita itu? Memang dibutuhkan kejujuran terhadap diri sendiri, saat Roh Kudus menyingkapkan isi hati kita. Demi tercapainya kemurnian hati, maka dibutuhkan kewaspadaan dan kejujuran terhadap diri sendiri. Jika kita hidup dalam kasih, maka bagaimana mungkin kita dapat "menikmati" kejatuhan orang lain? Izinkanlah untuk Roh Kudus terus "memurnikan" keadaan hati kita dari hari ke hari.... 

HIKMAT ADALAH KEBUTUHAN ESENSI

Banyak orang percaya yang sudah menerima dan mengetahui Kebenaran, tetapi mengapa kehidupan mereka tidak menjadi lebih baik dari sebelumnya? Mengapa pengetahuan mereka terhadap kebenaran tidak menjamin perbedaan?  Menurut pendapat saya, ternyata akar permasalahannya adalah pada ketidak mampuan pribadi tersebut dalam menerapkan kebenaran didalam kehidupannya. Memiliki kebenaran tanpa kemampuan menerapkannya adalah sama seperti memiliki perkakas yang lengkap, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menggunakannya.
Evelyn Chistenson dalam bukunya Lord Change Me menulis: Hikmat bukanlah sekedar pengetahuan intelektual atau spekulasi filsafat, tetapi sebuah gaya hidup praktis yang dapat diterapkan. Bukan sekedar mengetahui sesuatu di kepala anda, tetapi menerapkannya dalam hidup sehingga hal tersebut menjadi bagian dari diri anda.
Edwin Louis Cole suatu kali berkata: Knowledge is the acquiring of facts. Understanding is the interpreting of facts. Wisdom is the application of facts.
Dalam Ams 4:5-6 ditulis:
5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.

Banyak orang yang mengalami kegagalan disaat mencoba melakukan kebenaran yang sudah mereka ketahui penyebabnya adalah karena kurangnya hikmat. Mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan kebenaran yang mana dalam keadaan yang sedang mereka hadapai saat itu. Mintalah HIKMAT kepada Tuhan, supaya kita beroleh kemampuan untuk menerapkan semua kebenaran yang telah kita ketahui. Janganlah lupa bahwa Kebenaran adalah seperti Sabun, baru dirasakan manfaatnya setelah kita menggunakannya. Sudahkah kita memperoleh Hikmat?

FIRMAN TUHAN MENJADI KESUKAAN

Keberhasilan adalah kerinduan dari semua orang. Sayangnya merindukan saja tidak membuat kita dapat mencapainya. Jika kita melihat dalam Mzm 1, maka ada satu rahasia yang Firman Tuhan berikan bagi kita jika kita merindukan Keberhasilan dalam kehidupan yaitu yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Pertanyaan yang harus direnungkan adalah sudakah selama ini Firman Tuhan menjadi kesukaan bagi kita? Mengapa seseorang belum berhasil merenungkan Firman siang dan malam? Karena Firman Tuhan belum menjadi kesukaan bagi kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang sudah memiliki hubungan dengan Firman Tuhan dalam keseharian mereka, melalui pembacaan Alkitab rutin. Sayangnya banyak kita melakukannya baru sampai titik dimana kita melakukannya karena sebuah kewajiban. Untuk sampai pada level Firman Tuhan menjadi kesukaan, maka kita harus terlebih dahulu menemukan keberhargaan, keluarbiasaan, keajaiban dari Firman Tuhan. Untuk mencapai titik ini dibutuhkan hati yang rindu seperti Pemazmur dalam Mzm 119:18, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." Berdoalah supaya Tuhan menyingkapkan bagi kita betapa luar biasanya dan berharganya Firman Tuhan. Dengan demikian kita akan menemukan sisi lain dari Firman Tuhan, yaitu sisi kenikmatan dan manfaat yang luar biasa. Semoga kita menjadikan Firman Tuhan sebagai kesukaan kita...

Sabtu, 06 Juni 2009

KETERGANTUNGAN PADA ROH KUDUS

Tuhan telah merancang kehidupan kekristenan sampai kapanpun tidak akan pernah dapat dipisahkan dari pribadi Roh Kudus. Hati seorang Murid yang rindu belajar akan membuat kita semakin mengerti Kebenaran. Disatu sisi kita begitu bersuka karena semakin mengerti kebenaran demi kebenaran, tetapi disisi yang lain ada sisi tanggung jawab untuk melakukan kebenaran yang telah kita ketahui. Cepat atau lambat kita akan menyadari bahwa betapa lemah dan terbatasnya kehidupan kita dalam usaha untuk memenuhi standar kebenaran yang Tuhan telah tetapkan. Tidak sedikit orang yang merasa frustasi, disaat mereka berusaha untuk memenuhi standar itu ternyata mereka gagal

Dititik inilah kita membutuhkan peranan Roh Kudus yang akan memberi kemampuan sehingga kita dapat memenuhi tuntutan kebenaran. Jangan hanya sibuk memiliki hati yang belajar, tetapi bangunlah hubungan dengan pribadi Roh Kudus lebih lagi. Tanpa persekutuan dengan Roh Kudus akan membuat kekristenan hanyalah agama yang mematikan. Dia adalah kehidupan kita. Hanya Dialah yang memampukan kita hidup dalam kebenaran.

SIAPKAH KITA TERGANGGU?

Masih ingatkah kita mengenai kisah seorang yang lumpuh dan dibawa oleh 4 orang kehadapan Yesus, sehingga si lumpuh ini mengalami kesembuhan? Kita begitu kagum akan pengorbanan mereka yang pantang menyerah. Kehidupan mereka merupakan inspirasi bagi kita. Untuk menjadi berkat, empat orang ini bermodalkan tenaga dan semangat yang pantang menyerah. Pernahkah terpikir oleh kita, ada pribadi lain yang memiliki andil untuk terjadinya kesembuhan orang lumpuh ini?
Tertulis dalam Mrk 2:4, “ Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.”
Orang itu adalah sang pemilik rumah. Tempatkanlah diri kita pada posisi orang itu, relakah saat atap rumah kita dibongkar? Mungkin saja saat hal itu terjadi dalam kehidupan kita, kemarahan yang menjadi reaksinya, mengapa? Karena kita tidak rela saat rumah kita “dirusak” oleh orang. Walaupun tidak diceritakan secara terperinci dalam kisah ini, kita patut memberikan penghargaan kepada sang pemilik rumah. Orang ini telah menjadi teladan bagi kita. Karena kerelaan hatinya untuk berkorban, maka ada seorang yang dapat mengalami kesembuhan dari Yesus. Jangan berpikir bahwa setiap kali berbicara mengenai berkorban, maka itu identik dengan uang. Korban waktu, korban perasaan, korban kenyamanan adalah bentuk pengorbanan juga. Bersiaplah untuk menjadi berkat bagi sesama, walaupun konsekuensinya kita harus berkorban. Saat kita berkorban, maka itu adalah bukti nyata dari kasih kita kepada Allah dan sesama. Ternyata modal kerinduan saja belumlah cukup. “Ya Tuhan… berikanlah kepada kami hati yang rela.”

PERHATIKAN DENGAN SEKSAMA

Betapa mudahnya memperhatikan kehidupan orang lain dengan seksama. Akibatnya kita dapat melihat dan menemukan kekurangan yang ada dalam kehidupan orang tersebut.  Tetapi pernahkah kita memperhatikan diri sendiri dengan seksama? Firman Tuhan dalam Dalam Ef 5:15 ditulis: "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif .." 

Mengapa kita harus memperhatikan dengan seksama? Karena saat kita memperhatikan sesuatu hal secara sepintas, maka kita tidak akan menemukan kekurangan yang ada. Jika kita merindukan memiliki kehidupan rohani yang sehat, maka nasehat Firman Tuhan ini harus kita lakukan secara rutin. Milikilah waktu untuk memperhatikan bagaimana selama ini kita hidup. Betapa mudahnya kita mengalami pergeseran hati, motivasi, prioritas dan masih banyak lagi. Jika pergeseran itu tidak dikenali sedini mungkin, maka kita akan menjadi seorang yang merasa benar, tetapi sesungguhnya ada banyak penyimpangan dalam kehidupan kita. Lihatlah kehidupan kita dengan kaca mata kejujuran, tentunya dengan pertolongan Roh Kudus saat kita melakukannya. Pemazmur meminta untuk Tuhan menyelidiki hatinya, bukankah kita juga perlu melakukan  hal yang sama? Saat kita memperhatikan kehidupan ini dengan seksama, temukan hal-hal yang sekecil apapun yang merupakan penyimpangan. Setelah berhasil menemukannya, maka bereskanlah hal itu sesegera mungkin. 

Minggu, 24 Mei 2009

LANJUTKAN!

Suatu kali Tuhan Yesus pernah berkata bahwa orang yang percaya kepadaNya akan akan melakukan apa yang sudah Dia lakukan, malah akan melakukan yang lebih besar lagi. Bukankah ini berarti kita akan “melanjutkan” pekerjaan-pekerjaan yang pernah Yesus lakukan? Bahkan Dia berkata bahwa kita mampu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar.
Apa yang sudah dilakukan oleh Yesus? 
Dalam Kis 10:38 menulis: "Yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia".
Pernahkah kita berpikir bahwa untuk melakukan apa yang pernah dilakukan oleh Yesus saja sudah sukar dan sepertinya mustahil, apalagi melakukan hal-hal yang lebih besar?
 
Ini adalah kebenaran, terlepas kita mempercayainya atau tidak. Tetapi alangkah baiknya kita mengambil keputusan untuk mulai mempercayai hal ini. Saat bayang-bayang Petrus menyembuhkan orang sakit, hal ini menunjukan bahwa apa yang Tuhan Yesus katakan benar-benar terjadi. Kita tidak menjumpai dalam Alkitab bahwa bayang-bayang Yesus menyembuhkan orang sakit. Yang terjadi adalah siapa yang menjamah Yesus mengalami kesembuhan. 
Apa kuncinya? Pribadi Roh Kuduslah yang memampukan Yesus sebagai manusia biasa saat itu untuk melakukan hal-hal yang Ilahi. Bukankah Roh Kudus yang sama saat ini tinggal dalam hidup kita? Masalahnya adalah kita lebih mempercayai kelemahan dan keterbatasan diri kita daripada ketidak terbatasan kekuatan Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita. Sadarilah akan kebenaran ini dan yakinilah bahwa Tuhan sangat rindu untuk dapat menyatakan diriNya lewat kehidupan kita kepada dunia ini.
Pekerjaan Yesus harus DILANJUTKAN! PekerjaanNya tidak boleh terhenti! Banyak jiwa-jiwa yang saat ini sedang membutuhkan pertolongan. Mereka membutuhkan kuasa Tuhan. Hal yang ironis jika dunia datang kepada seorang bocah yang bernama PONARI untuk mendapatkan kesembuhan! Bukankah gereja Tuhan yang harus melakukannya? Kita semua dipanggil untuk melakukan pekerjaan ini... Apakah saudara adalah orang yang percaya? Jika Ya, maka dengarlah panggilanNya bahwa apa yang pernah dikerjakan oleh Yesus harus DILANJUTKAN! Go for Jesus!!!

Sabtu, 23 Mei 2009

PROSES? SIAPA TAKUT????

Hari ini saya menyaksikan presentasi berupa video dari salah satu produk MLM (Multi Level Marketing) yang beredar di Indonesia. Yang menarik perhatian saya adalah ada dua orang yang mengalami kesuksesan setelah menjalankan produk ini. Yang pertama adalah salah seorang yang semula hanya penjual roti bakar gerobakan menjadi orang yang sukses dan memiliki sebuah mobil dan rumah yang bagus. Kesaksian yang kedua adalah seorang tukang pijat menjadi orang yang berhasil sehingga memiliki rumah yang baik dan sekarang bepergian dengan mengendarai mobil yang mewah. Menarik dan sungguh memotivasi, sehingga orang menjadi tertarik untuk bergabung dengan MLM ini. 
Tetapi setelah yang menyaksikan tayangan ini, saya menjadi berpikir mengapa dalam tayangan tadi, tidak diceritakan "PROSES" dari kedua orang tersebut sampai mencapai keberhasilan? Mengapa tidak diceritakan berapa lama yang dibutuhkan oleh kedua orang tersebut sampai mengalami keberhasilan seperti itu? Bukankah sebuah iklan (promosi) dibuat dengan semenarik mungkin? Saya memahami bahwa tujuan dari video ini dibuat untuk membuat orang yang menyaksikannya menjadi "TERBAKAR" dan tertarik untuk segera bergabung dengan jaringan ini.
Siapa sih yang tidak menginginkan keberhasilan? Siapa sih yang tidak tertarik melihat seorang tukang becak berubah menjadi seorang konglomerat? Sayangnya tidak setiap orang menyadari bahwa untuk sebuah kesuksesan dibutuhkan proses yang panjang. Semoga di zaman instant seperti ini tidak membuat kita menjadi "bermental instan". Lengkapi pikiran kita bukan hanya memandang kepada kesuksesan yang bisa kita raih, tetapi juga dibutuhkan proses yang panjang. Semoga kita bukan menjadi orang yang berorientasi kepada hasil, tetapi kepada proses. Proses? Siapa takut????

Jumat, 15 Mei 2009

MENGENAL ROH KUDUS

Salah satu kesalahan besar kita hari-hari ini dalam memahami Roh Kudus adalah melewatkan bahwa Dia adalah pribadi yang nyata. Kita hanya mau berhubungan denganNya hanya sebagai sumber tenaga, daripada bertumbuh dalam hubungan pribadi kita denganNya. Ia adalah pribadi yang harus dikenal, bukan hanya sekedar kuasa untuk digunakan. 

Sebagai sesosok pribadi berarti Ia utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Sejumlah orang berkata, "Masalah kami adalah membutuhkan Roh Kudus lebih banyak lagi." Tetapi masalahnya tidak pernah seberapa banyak Roh Kudus yang anda miliki, karena Ia berada di dalam diri anda dan itu berarti seluruh diriNya. Pertanyaan sebenarnya adalah ini: Seberapa besarkah dari diri anda yang Roh Kudus miliki? Seberapa besarkah anda mengizinkan Dia mengisi dan mengendalikan hidup anda.

Kadang kala orang-orang Kristen berdoa, "Biarkanlah pengurapan Roh kudus turun atasku" dan kita menyanyi tentang menginginkan pengurapan Roh Kudus sehingga kita bisa lebih lagi terhubung dengan Allah, lebih lagi dipenuhi dengan kuasaNya. Ini memberikan kesan bahwa pengurapan ini adalah sesuatu yang "ada di luar sana", di suatu tempat, yang kita kehendaki untuk turun atas kita. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa kita telah memiliki pengurapan Roh Kudus? PribadiNya sebenarnya sudah tinggal berdiam dalam diri orang yang percaya kepadaNya.

Selasa, 12 Mei 2009

KUNCI UNTUK KONSISTEN

Konsisten adalah kunci dari keberhasilan dan pertumbuhan. Tetapi konsisten tidak mudah untuk dilakukan. Kunci untuk seseorang mencapai kekonsistenan adalah keyakinan. Cobalah renungkan, mengapa seseorang tidak konsisten? Karena saat kita menghadapi ujian, tantangan, oposisi dan konfrontasi, maka keyakinan kita akan diuji. Disaat kita mulai ragu terhadap apa yang kita kerjakan, maka kita akan berhenti untuk tetap konsisten. 
Darimanakah keyakinan itu berasal? Ef 5:17, "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." Saat kita mengetahui dengan pasti akan kehendak Tuhan, maka saat itulah keyakinan itu mulai kita miliki. Perhatikanlah kehidupan Nuh. Saat ia mulai membangun bahtera, ia mendapat cemoohan dari orang-orang pada zamannya. Untuk menyelesaikan pembuatan bahtera ini dibutuhkan waktu yang lama, tetapi Nuh melakukannya dengan konsisten. Apa yang menjadi rahasia konsistensinya? Keyakinan bahwa yang dilakukannya adalah kehendak Tuhan.
Banyak orang yang telah memulai melakukan sesuatu yang baik dengan baik, tetapi sedikit orang yang melakukan hal tersebut secara konsisten. Sebelum melakukan sesuatu, pastikan untuk kita mengetahui bahwa yang kita lakukan adalah kebenaran. Ketahuilah bahwa cepat atau lambat kita pasti akan menghadapi tantangan. Jangan takut, karena saat kita memiliki keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah kebenaran, maka tetaplah terus mengerjakan dengan ketekunan dan kesetiaan. Suatu saat kita akan merasakan manfaat dari apa yang kita kerjakan.

Kamis, 07 Mei 2009

HIDUP DI DUA ALAM

Dalam hidup ini kita memiliki 2 alam. Alam nyata (fisik) dan alam roh. Untuk kita bisa melakukanaktifitas di alam nyata, maka dibutuhkan kondisi fisik yang sehat dan bugar. Bisa dibayangkan jikakondisi tubuh sedang bermasalah (penyakit dan kelemahan), maka aktifitas kita menjadi terganggu. Tubuh kita begitu lemah, sehingga tidak memiliki kekuatan untuk mengerjakan hal-hal yang seharusnya kita kerjakan.

Pernahkah kita berpikir bahwa di alam rohpun, dibutuhkan kondisi roh yang bugar? Hal yang menyedihkan adalah jika kita selalu memiliki waktu untuk memperhatikan dan mengurus kondisi tubuh kita, sedangkan kita tidak pernah memperhatikan kondisi dari manusia roh kita.
Bukan hanya tubuh kita saja yang membutuhkan makanan, tetapi manusia roh kitapun memiliki kebutuhan yang sama. Menyediakan waktu untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan, membaca dan merenungkan Firman, berdoa dalam bahasa roh, memperkatakan Firman, adalah aktifitas rohani yang akan membangun manusia roh kita.

Ambilah keputusan untuk mulai memperhatikan kebugaran manusia roh kita. Saat hal ini kita mulai kerjakan, maka akan banyak terobosan yang akan kita alami. Manusia roh kita akan bertumbuh dalam kedewasaan dan kekuatan.

Sabtu, 02 Mei 2009

BARTIMUES ATAUKAH ZAKHEUS

Dalam Luk 18:35-19:10, Yesus sedang dalam perjalanan melewati kota Yerikho. Saat itu Yerikho bukanlah kota tujuan dari Yesus, ia hanya melewatinya. Dari sekian banyak orang Yerikho yang berkerumun, hanya ada 2 orang yang berhasil menghentikan langkah Yesus. Bartimeus adalah orang yang pertama yang berhasil menghentikan Yesus. Dia berseru-seru karena kebutuhannya akan kesembuhan matanya. Meskipun dia mengalami rintangan dari orang-orang disekitarnya, ia terus menerus berseru. Akhirnya ia memperoleh kesembuhan dari kebutaannya.
Orang yang kedua adalah Zakheus. Yang luar biasa dari pribadi ini adalah ia tidak sedang memiliki kebutuhan. Yang memotivasinya hanyalah ia ingin melihat seperti apakah Yesus itu. Sama seperti Bartimeus, ia mengalami tantangan. Orang banyak yang menghalanginya dan tinggi badannya yang pendek. Namun ini tidak membuatnya menyerah. Alkitab katakan, ia berlari dan untuk mendahului orang banyak dan ia memanjat sebatang pohon. Can You Imagine? 
Banyak orang percaya hari-hari ini dengan tekun dan pantan menyerah datang pada Tuhan karena didorong bahkan didesak oleh kebutuhan mereka akan mujizat. Terlebih di zaman yang sesusah ini, kita menyadari akan kebutuhan dan ketergantungan kita akan Tuhan. Sayangnya adalah kita datang mencari Tuhan karena didorong oleh adanya kebutuhan. 
Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa Tuhan sebenarnya merindukan sebuah hubungan yang lebih dari itu? Harus diakui bahwa Dia adalah SUMBER segala yang kita butuhkan dalam kehidupan ini. Ada sebuah "KEBUTUHAN" yang dimiliki oleh Tuhan, yaitu kebutuhan akan berhubungan dengan anak-anakNya. Bartimeus adalah contoh dari orang yang didorong oleh kebutuhan, tetapi berbeda dengan Zakheus. Zakheus didorong oleh kerinduannya untuk mengenal Tuhan. Selama ini kita telah diajar mengenai menikmati kehadiranNya. Sebagai Bapa, Diapun menimati kehadiran kita anak-anakNya. 
Belajarlah untuk memahami kerinduanNya. Janganlah menjadi pribadi yang egois, yang hanya memikirkan kebutuhan kita. Hubungan macam apakah yang kita miliki dengan Tuhan? 

Jumat, 01 Mei 2009

MAKE GOD BIGGER

When You make God bigger, You make Your trouble smaller. When We magnify the Lord, We cannot make God any bigger than He already is. You can't increase omnipotence, but You can magnify (or diminish) Your Perspective of God. Perspective has everything to do with whether You are encouraged or discouraged. 

Kamis, 30 April 2009

KUASA KEHENINGAN

Dalam keheningan Tuhan mulai berbicara. Roh bertumbuh pada kesunyian. Suara Tuhan tidak berteriak, suaranya tenang dan lembut. Agar anda mendengar Dia, anda harus belajar diam di hadiratNya. Anda tidak akan belajar apapun sementara anda berbicara. Anda memerlukan saat-saat berdua saja dengan Tuhan supaya Ia dapat berbicara kepada anda.

Seseorang bertanya kepada Joan of Arc. Mengapa Tuhan berbicara hanya kepadanya. Ia menjawab, “Tuan, anda salah. Tuhan berbicara kepada semua orang. Saya hanya mendengarkannya.”

TELADAN ADALAH MODAL

Mengikuti perkembangan dunia kepemimpinan rohani hari-hari ini, maka sungguh sangat memprihatinkan. Disadari atau tidak, standar moral seorang pemimpin mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Dalam dunia kekristenan dunia barat khususnya di AS (tidak sedikit juga di Indonesia), dalam tahun-tahun terakhir ini dikejutkan dengan terkuaknya kejatuhan hamba-hamba Tuhan. Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang mengalami perceraian dalam pernikahan mereka. Dan yang ironis mereka masih memiliki keberanian untuk berdiri melayani umat Tuhan. Pertanyaannya adalah bagaimana mereka mempertanggung jawabkan pernikahan mereka yang hancur kepada umat Tuhan? Hal ini bukan berarti kita tidak memiliki kasih bagi mereka. Tetapi tidak dapat dipungkiri Alkitab yang seharusnya menjadi standar tertinggi sudah mengalami pergeseran. 
Sangat disayangkan pemimpin-peminpin tersebut memiliki kecenderungan untuk membenarkan keputusan dan tindakan mereka dengan hal-hal yang terdengar masuk akal. Mereka merasionalkan kesalahan dan dosa-dosa mereka, sebagai bentuk pembelaan diri.
Berulang kali Paulus menulis kepada jemaat yang dilayaninya, "Ikutlah teladanku."Apakah ini sebagai bentuk kesombongan rohani Paulus? Jawabannya adalah tidak! Mengapa? Karena modal seorang pemimpin rohani sebenarnya bukanlah sekedar Kharisma (karunia), melainkan Karakter. Sangat disayangkan hari-hari ini justru yang menjadi modal seorang pemimpin atau hamba Tuhan adalah Kharisma (karunia) yang mereka miliki, tanpa mempedulikan sisi Karakter dan standar moral yang ditetapkan dalam Alkitab.
Jika sebagai seorang pemimpin atau hamba Tuhan mengalami perceraian dalam pernikahannya, maka pertanyaaan yang harus dijawab adalah TELADAN APAKAH YANG KITA BERIKAN BAGI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPIN? Janganlah menjadikan Kharisma sebagai tameng atau senjata bagi kita. Ingatlah apa yang ditulis dalam Mat 7. Kita tidak dapat bermegah terhadap semua Karunia-karunia kita. Memang Kharisma (karunia) kita dapat membuat manusia terkesan, tetapi ingatlah bahwa ini tidak akan pernah membuat Tuhan terkesan! Bukankah semua Karunia adalah pemberian dari Dia? Karakter seperti Kristuslah yang membuat Tuhan terkesan. 
Ini waktunya kita menetapkan standar Alkitabiah sebagai sesuatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar. Menurut saya bagi pemimpin-pemimpin yang mengalami kegagalan (baik dalam pernikahan maupun moral), bertobatlah dan akuilah kesalahan kita kepada umat Tuhan yang dilayani. Jangan berusaha untuk membela diri kita dengan mengajukan berbagai alasan. Berhentilah memimpin untuk sementara waktu. Berjuanglah untuk mengalami pemulihan terlebih dahulu. Bekerja samalah dengan Tuhan, sehingga pemulihan dapat kita alami. Dan disaat kita mengalami pemulihan, maka hal ini akan menjadi kesaksian dan teladan yang luar biasa bagi umat Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan yang memulihkan segala sesuatu. Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Dia. 

Kamis, 16 April 2009

KRISTUS YANG HADIR

Hari-hari terakhir ini adalah hari yang penuh dengan kesulitan. Benarlah apa yang telah dinubuatkan oleh Firman Tuhan bahwa di hari-hari terakhir ini akan datang masa yang sukar. Rasanya semua lini kehidupan mengalami goncangan dan tidak ada yang luput. 
Masa sukar ini adalah merupakan ujian, dimana jika kita dapat melewati semuanya dengan benar, maka kita akan mengalami next level dalam kedewasaan rohani. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya kita dapat melewati masa yang penuh dengan kesukaran ini dan keluar sebagai seorang pemenang dan bukan sebagai pecundang?
2Korintus 13:5
5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
Ternyata salah satu modal kita tahan uji adalah terletak pada keyakinan kita akan kehadiran Yesus dalam hidup kita. Sayangnya banyak orang percaya baru sampai pada level mengetahui bahwa Kristus ada di dalam dirinya. Yang penting adalah bukan sekedar tahu, tetapi apakah kita yakin
Keyakinan akan kehadiran Kristus dalam hidup kita akan membuat kita mengalami hadiratNya 24 jam penuh dalam 1 hari. HadiratNyalah yang membuat kita kuat. HadiratNyalah yang membuat kita memiliki kemampuan yang supranatural menghadapi semua kesulitan yang dizinkan Tuhan menghampiri hidup kita. Renungkanlah secara terus menerus mengenai kebenaran ini, mintalah Roh Kudus untuk mewahyukan kebenaran yang sederhana namun essensi ini. Jika Dia hadir, maka itu berarti hadir juga seluruh kemampuanNya. 
Menghadapi masa sukar ini, kita tidak dapat mengandalkan kekuatan, kepintaran dan pengalaman kita. Semua itu adalah rapuh. Hanya kehadiranNya yang menjadi kunci kemenangan atas semua ujian ini. 
Untuk merasakan dan mengalami hadiratNya, sebenarnya kita tidak perlu menyanyi 1 lagu pelan dan dilanjutkan dengan 2 lagu cepat. Kita tidak perlu menunggu waktu pujian penyembahan dalam kebaktian di gedung gereja. Dia hadir dalam kehidupan kita karena itu adalah kehendakNya. So... mulailah alami dan nikmati hadiratNya. 

Jumat, 10 April 2009

SEBESAR APAKAH KASIHNYA?

Yoh 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Pernahkah kita berpikir mengenai seberapa besarkah kasih Allah bagi hidup kita? Lemahnya kesadaran dan pemahaman akan besarnya Kasih Allah kepada kita akan berdampak negatif dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena besarnya kasih Allah bagi kita akan sangat berdampak pada pemulihan pribadi kita. Disadari atau tidak, setiap kita memiliki kebutuhan untuk dikasihi dan diterima. Dan hanya ada satu pribadi yang memiliki kemampuan dan sudah melakukannya bagi kita, yaitu Tuhan.
Rom 8:32-33
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Tidak ada kasih yang dapat dibandingkan dengan kasih Allah pada kita. Seandainya kita dapat memahami kasihNya yang besar terhadap kita, maka apa yang harus kita takutkan dalam kehidupan ini?
Sangat disayangkan, kita kurang serius dalam usaha memahami seberapa besar kasihNya. Kurangnya perenungan akan betapa besar kasih Allah bagi kita akan berdampak pada:
a. Ketidak mampuan dalam kita melepaskan pengampunan buat orang yang melukai kita.
b. Ketidak mampuan dalam kita mengucap syukur.
c. Ketidak mampuan dalam mengasihi Allah dan sesama.
Marilah kita kembangkan gaya hidup merenungkan kasih Allah secara terus menerus. Jangan pernah terbiasa dengan kasih dan kesetiaanNya, sehingga kita kehilangan penghargaan akan kasihNya dalam hidup ini. Mulailah hitung berkatNya satu persatu. Carilah alasan sebanyak mungkin untuk kita bersyukur kepada Tuhan. Ada 1000 alasan yang kita dapat temukan untuk membuat kita tidak dapat bersyukur kepada Tuhan, tetapi kita juga dapat menemukan 1000 alasan untuk kita bersyukur pada Tuhan. Ambilah waktu setiap hari untuk merenungkan kasihNya kepada kita. Semakin kita menyadari dan mengalami kebesaran kasihNya, maka semakin besar kekuatan yang kita miliki untuk berbuat sesuatu bagi Dia.
Ef 3:18-19
18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Berdoalah kepada Roh Kudus untuk mencelikan mata hati kita sehingga dapat melihat KEBESARAN DARI KASIHNYA dalam hidup kita. 

Rabu, 08 April 2009

BERONTAK DARI DOMINASI IBLIS

Ef 6:10-11
10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

Adalah keinginan dan kehendak Tuhan untuk kita ini kuat. Masalahnya adalah bagaimana untuk kita menjadi kuat? Tuhan sebenarnya sudah membekali setiap kehidupan orang percaya dengan senjata yang sangat lengkap dan canggih. Masalahnya kita salah menterjemahkan Kel 14:14. Karena pemahaman yang salah, maka membuat kita menjadi orang percaya yang bermental pasif. 
Kel 14:14 
14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Apakah Firman Tuhan diatas salah? Jawabanya adalah tidak. Masalahnya adalah ayat ini tidak dapat diterapkan dalam semua kasus dalam kehidupan kita. Ada waktunya dimana Tuhan yang berperang ganti bangsa Isreal, tetapi ada waktunya bangsa Israel diperintahkan untuk maju berperang menghadapi musuh-musuhnya dan Tuhan menyertai mereka. 

Ternyata kunci untuk menjadi kuat terletak pada Ef 6:10-11, dalam terjemahan the Message diterjemahkan dengan kalimat: God is strong, and he wants you strong. So take everything the Master has set out for you.
Artinya hidup kita kuat atau tidak ditentukan pada apa yang kita lakukan dengan semua yang perlengkapan senjata yang Tuhan sudah berikan kepada kita. 
Ketidak tahuan dan Kemalasan kita dalam mempergunakan atau memanfaatkan semua fasilitas yang Tuhan berikanlah yang menjadi faktor utama dari kehidupan yang dipenuhi dengan kekalahan
Sebagai akibat tidak mempergunakan selengkap senjata Allah dalam keseharian kita (bukan hanya pada hari-hari tertentu saja), maka kita tidak dapat bertahan dari serangan si iblis. Tidak sedikit kehidupan orang percaya yang diporak porandakan oleh pekerjaan iblis. Kita menjadi tertekan dan depresi. 
Rick Joyner dalam bukunya Pencarian Terakhir menuliskan penglihatan yang dilihatnya dalam alam roh:
Di belakang divisi-divisi pertama berbaris banyak sekali orang Kristen lainnya yang merupakan tawanan pasukan ini. Mereka semua terluka dan dikawal oleh roh-roh jahat ecil yang bernama Takut. Kelihatannya lebih banyak jumlah tawanan daripada jumlah roh-roh jahat di pasukan itu. Yang mengherankan, para tawanan itu masih memiliki pedang dan perisai mereka, tetapi tidak menggunakannya. Sungguh mengejutkan melihat begitu banyak yang ditawan oleh bgitu sedikit roh-roh Takut yang kecil ini. Apabila orang Kristen yang ditawan oleh roh-roh jahat ini mempergunakan senjata mereka, dengan mudah mereka dapat membebaskan diri mereka, bahkan kemungkinan dapat menimbulkan kekalahan besar bagi seluruh pasukan musuh. Namun yang terjadi sebaliknya mereka ikut barisan dengan patuh. 
Ini waktunya kita "memberontak" terhadap dominasi iblis dalam kehidupan kita dengan mengambil keputusan untuk bangkit bagi Tuhan dan mulai mempergunakan semua selengkap senjata Allah
Kol 2:15 
15 Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Kata Melucuti dalam bahasa aslinya:
Kata : apek-duomai apekduomai (Pengucapan: ap-ek-doo’-om-ahee)

Definisi Inggris:
1) wholly put off from one’s self
1a) denoting separation from what is put off
2) wholly to strip off for one’s self (for one’s own advantage)
3) despoil, disarm

Bukankah sesungguhnya dan seharusnya iblislah yang terintimidasi oleh kita? Bayangkan senjatanya hanyalah intimidasi yang berasal dari tipu muslihat. Dia adalah pribadi yang begitu licik, dia sangat lihay dalam mengolah sebuah dusta sehingga begitu terlihat sebagai sebuah kebenaran. Berapa lama lagi kita membiarkan dia mendominasi kehidupan kita dengan semua tipu muslihatnya? Ini waktunya kita patahkan dominasi iblis atas kehidupan ini. Bangkitlah para pahlawan!